Bom Bunuh Diri Solo
Istri Pengebom Gereja Solo Cantik dan Tak Bercadar
Ketua RT 19/07 Kelurahan Plumbon, Desa Plumbon, Kabupaten Cirebon Elly Ermawati mengatakan bahwa Achmad Yosepa Hayat alias Hayat

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Agung Yulianto
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Ketua RT 19/07 Kelurahan Plumbon, Desa Plumbon, Kabupaten Cirebon Elly Ermawati mengatakan bahwa Achmad Yosepa Hayat alias Hayat pernah tinggal selama dua tahun disana.
Saat itu menurutnya Hayat sudah memiliki bayi perempuan berusia 2,5 bulan. Hayat merupakan terduga pelaku bom bunuh diri di Solo.
"Sepertinya istrinya juga sudah mengajukan cerai sejak Hayat masuk dalam DPO. Istrinya juga pernah bekerja menjaga apotek, dan kemudian keluar kerja setelah Hayat masuk dalam DPO. Istrinya cantik, tidak mengenakan cadar," kata Elly.
Achmad Yosepa Hayat menghabiskan masa kecilnya di Desa Astanalanggar, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon. Menurut seorang tetangga yang enggan disebutkan namanya, Hayat dikenal dengan nama Achmad.
Masa kecilnya, Achmad dikenal pendiam dan termasuk anak pintar. Ia sempat menjadi siswa SD Astanalanggar. "Achmad sempat tinggal di rumah neneknya bersama keluarga. Dia kemudian pindah ke Cirebon pada kelas VI SD," ujar seorang ibu ketika ditemui di dekat kediaman nenek Achmad yang bernama Masriah.
Cerita serupa juga diungkapkan warga lainnya. Achmad terkadang datang menjenguk neneknya. Namun, dia hanya datang pada malam hari dan tidak menginap.
"Sebelum Lebaran terakhir dia menengok neneknya. Saya tidak tahu dia bersama siapa dan naik apa. Yang saya tahu, kalau datang pada malam hari dan tidak menginap," ujar perempuan yang mengaku bernama Yuli (45).
Achmad juga sering mampir membeli rokok putih di warung miliknya. Namun, pemilik warung tidak pernah menyapa atau berbincang dengan Achmad. "Saya tahu dia jadi DPO dari televisi. Saya juga kaget mendengar keterlibatan dia dengan jaringan terorisme," ujarnya.