Bom Bunuh Diri Solo
Polisi Telusuri Jaringan Pelaku Bom Solo di Jakarta
Polda Metro Jaya kini melakukan pengamanan terbuka dan tertutup di Jakarta

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah terjadinya ledakan bom bunuh diri di Gereja Kepunton Solo, Minggu (25/9/2011) sekitar pukul 10.55 WIB, Polda Metro Jaya kini melakukan pengamanan terbuka dan tertutup di Jakarta.
"Untuk pengamanan terbuka, kita adakan patroli-patroli dan menghadirkan polisi di tempat-tempat umum (gereja, masjid, dan tempat ibadah lainnya termasuk tempat-tempat publik)," kata juru bicara Polda Metro Jaya, Kombes Pol Baharudin Djafar di Mapolda Metro Jaya, Senin (26/9/2011).
Sedangkan untuk pengamanan tertutup, Polda Metro Jaya, menurunkan anggota-anggotanya yang tidak berseragam untuk mengetahui jaringan-jaringan pelaku Bom Solo yang ada di Jakarta.
"Untuk anggota kita yang tidak berseragam, itu mereka menelusuri jaringan-jaringan yang ada di Jakarta, bisa saja ada koneksi antara kejadian-kejadian di luar jawa dengan yang ada di Jakarta," tutur Baharudin.
Selain itu, jajaran Polda Metro Jaya pun memberlakukan siaga satu untuk 2/3 anggotanya. "Anggota kita tidak diperbolehkan cuti sampai siaga satu tidak lagi diberlakukan," ucapnya.
Setelah ledakan bom Solo, kondisi di Jakarta bisa di bilang masih aman. "Kapolda sudah menginstruksikan Kapolres-kapolres untuk melakukan peningkatan kewaspadaan di semua tempat-tempat ibadah. Tetapi untuk lokasi-lokasinya itu Polres dan Polsek yang menentukannya," ungkap Baharudin.
Sebelumnya sebuah ledakan yang diduga berasal dari bom bunuh diri terjadi di Gereja Kepunton Solo pada Minggu (25/9/2011) sekitar pukul 10.55 WIB. Akibat ledakan itu, terduga pelaku bom bunuh diri yang mengenakan rompi, kemeja putih dan celana panjang, tewas di depan pintu masuk gereja, dengan bagian perut hancur.
Sejumlah jemaat gereja juga mengalami luka berat dan ringan akibat ledakan tersebut.Saat ini, kepolisian tengah menyelidiki dan mengejar orang-orang di balik aksi teror tersebut.