Teror Bom Buku
Teror Bom Buku Adopsi Gaya di Eropa Barat dan Amerika
Tren aksi teror bom buku mengadopsi apa yang terjadi di Eropa Barat dan Amerika serikat pada tahun 1980-an.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tren aksi teror bom buku mengadopsi apa yang terjadi di Eropa Barat dan Amerika serikat pada tahun 1980-an. Saat itu marak pengiriman bom paket yang menyasar para pejabat.
"Apa yang terjadi sekarang dulu pernah terjadi di era 80 anm di Eropa dan Amerika," ujar Pengamat Politik dan Teror, Hermawan Sulistyo saat ditemui usai acara diskusi Polemik di Warung Daun, Jakarta, Sabtu(19/3/2011).
Menurut Hermawan, dilihat dari targetnya juga ada perubahan, dimana para pelaku teror lebih mencari sasaran individual ketimbang yang lebih makro seperti organisasi dan yang lainnya.
"Ini cermin penurunan kualitas teror, bahwa mereka tidak mampu lagi ke makro," jelas Hermawan.
Hermawan mengatakan, pola khusus itu terlihat dari taget kepada musisi Ahmad Dhani dan Tokoh Partai Patriot Pancasila Japto. S.S Soemarno.
"Misalnya kalau untuk Japto dia disebut keturunan Yahudi, dan Ahmad Dhani, meski belum jelas, ada yang bilang dia disebut sebagai Yahudi juga," jelas Hermawan.
Kendati demikian, Hermawan menilai alasan target lebih kepada kebencian semata dari pelaku. Motif politik dinilai belum terlihat. Misalnya saja target paket bom yang ditujukan kepada Tokoh Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla.
Menurut Hermawan, aktivitas politik Ulil belum dianggap mengganggu. "Kalau Ulil pemain politik dari tahun 1970-an iya, tapi ini kan tidak. Jadi tidak perlu sampai mengangkat senjata," tandasnya.