Sabtu, 4 Oktober 2025

Sidang Baasyir

JAT Tak Akui Selebaran Daftar Target Mujahidin

Jemaah Anshorut Tauhid (JAT) tak mengakui telah mengeluarkan selebaran yang berisi target orang-orang yang akan dibunuh Mujahidin,

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto JAT Tak Akui Selebaran Daftar Target Mujahidin
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Terdakwa kasus terorisme, Abu Bakar Baasyir, memberikan keterangan kepada wartawan dari dalam ruang tahanan sementara Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, setelah melakukan walk out dalam persidangan Senin (14/3/2011). Baasyir melakukan walk out karena menganggap persidangan dengan agenda pemeriksaan saksi dengan cara tele conference tersebut penuh rekayasa.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jemaah Anshorut Tauhid (JAT) tak mengakui telah mengeluarkan selebaran yang berisi target orang-orang yang akan dibunuh Mujahidin, yang tersebar saat demonstrasi sidang Amir JAT Abu Bakar Baasyir di depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 10 Februari 2010.

Juru bicara JAT, Son Hadi menyatakan bahwa setiap selebaran yang dikeluarkan JAT selalu disertai kepala surat dan stempal organisasi. Namun, selebaran yang ada saat demonstrasi saat itu tidak tertera kepala surat dan stempelnya.

"Kalau kita selalu mengedarkan selebaran resmi yang ada kop dan nomor kontak dan ada stempelnya dari kita," ujar Son Hadi saat dihubungi, Kamis (17/3/2011).

Saat demonstrasi memberi dukungan ke Baasyir itu, seorang peserta membawa selebaran bertuliskan tiga orang yang dianggap 'buronan', yakni Komjen Kepala BNN Gories Mere, Direktur Penahanan BNPT Kombes Petrus Golose dan aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL), Guntur Romli.

Isi selebaran tersebut berbunyi: "Buronan Mujahidin: Peter Golose, Gories Mere, Guntur Romli. Dicari hidup atau mati".

Dan saat ini, Guntur Romli mengaku khawatir akan keselamatan jiwa karena ancaman lewat selebaran itu telah terbukti dengan kiriman bom ke Gories Mere.

Sementara, Son Hadi mengaku hanya mengetahui soal selebaran itu dari media massa dan belum melihatnya secara langsung.

Sejauh ini, lanjut Son Hadi, JAT belum mengetahui asal-usul selebaran tersebut. Sebab, banyak kelompok massa yang berbaur saat menghadiri sidang Baasyir di pengadilan.

"Kami tidak bisa mengontrol, karena banyaknya orang. Kami tidak bisa membatasai, melarang orang menyebar-nyebarkan. Apa hak kita," ujarnya.

Di tempat terpisah, Kabag Penum Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar menyatakan, selebaran itu akan dijadikan bahan penyelidikan lebih lanjut kepolisian atas serangkaian aksi teror bom buku beberapa hari ini. "Lihat dari penyelidikan. Boleh, boleh, nanti dipakai," ujar Boy.

Sekalipun Polri akan mengusut selebaran itu, JAT memastikan tidak akan bertanggungjawab. "Kami kan lembaga resmi, JAT. Artinya, selebaran-selebaran kita, bahkan ada kontak person yang bisa kita tulis, ada alamat yang bisa dikonfirmasi. Kalau selebaran itu, kita tidak bertanggung jawab, kita tidak tahu," tegas Son Hadi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved