Senin, 6 Oktober 2025

Kasus Ahmadiyah

Polisi: Kompleks Masjid Dijaga Brimob

Kompleks masjid tersebut memang dijaga ketat petugas dari Brimob.

Editor: Kisdiantoro
zoom-inlihat foto Polisi: Kompleks Masjid Dijaga Brimob
Tribun Jabar/Deni Denaswara
Ilustrasi: DIHADANG PETUGAS : Sejumlah petugas membuat pagar betis saat perwakilan massa dari Aliansi Ummat Islam Jabar berusaha menyegel Mesjid Mubarak di Jalan Pahlawan, Selasa (15/1). Mereka mensinyalir aliran Mesjid Mubarak merupakan aliran Ahmadiyah Qadiyani yang beretentangan dengan ajaran Islam.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ida Romlah

TRIBUNNEWS.COM, KUNINGAN - Sehari setelah sepakat meninggalkan kompleks Masjid An-Nur, pusat kegiatan keagamaan jamaah Ahmadiyah di Desa Manislor, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, kembali ricuh. Kamis (29/7) siang, sejumlah massa dari berbagai ormas Islam mendatangi kompleks masjid An-Nur.

Massa yang baru menggelar doa bersama (istigosah) di Alun-alun depan masjid raya Al-Huda di dekat Balai Desa Manis Lor, itu langsung merangsek ke kompleks masjid An-Nur. Mereka menyerukan agar Ahmadiyah diusir dari daerah tersebut.

Saat tiba di kompleks masjid An-Nur, massa langsung menggelar orasi. Intinya, minta agar Ahmadiyah tak lagi ada di daerah tersebut. Massa juga menyatakan dukungannya pada surat perintah bupati, yang memerintahkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat menertibkan keberadaan jamaah Ahmadiyah di Desa Manis Lor tersebut.

Menurut Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kabupaten Kuningan, AKBP Yoyoh Indayah, kericuhan diduga dipicu oleh kurang tertibnya aksi yang dilakukan ribuan massa tersebut. Ini diduga akibat massa terlalu beramarah dan geram pada Ahmadiyah. Akibatnya terjadi bentrokan dengan petugas yang mengamankan kompleks masjid An-Nur. Saat itulah kericuhan terjadi.

"Kompleks masjid tersebut memang dijaga ketat petugas dari Brimob. Petugas melakukan itu untuk mengantisipasi adanya hal-hal yang tidak diinginkan, sejak jamaah Ahmadiyah sepakat meninggalkan kompleks masjid An-Nur kemarin (Rabu, 28/7)," papar Yoyoh Indayah saat dihubungi semalam.

Menurut Yoyoh, tidak ada korban dalam kericuhan tersebut. Sebab kericuhan hanya dipicu oleh ketidaktertiban massa saat beraksi di kompleks ibadah Ahmadiyah.

Sementara sebelum aksi, massa mengikuti doa bersama (istigosah) terlebih dahulu. Istigosah tersebut dihadiri Bupati dan jajaran Muspida, sejumlah tokoh agama seperti Ketua MUI,  Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kuningan, sejumlah pimpinan pondok pesantren dan ulama. Sementara massa yang ikut istigosah tidak hanya datang dari Kuningan, namun sejumlah daerah seperti Cirebon dan Majalengka.

Terkait Ahmadiyah ini, Yoyoh menegaskan, sebelum Ramadan, jajaran Muspida Kabupaten Kuningan berjanji, akan membicarakan hal ini ke Kementrian Agama, Mahkamah Agung (MA) maupun Kementrian Dalam Negeri di Jakarta. Pembicaraan untuk mencari solusi atas keberadaan jamaah Ahmadiyah yang selalu menyulut kericuhan antarwarga, ini juga akan mengajak serta alim ulama dan tokoh Islam di Kuningan.

"Bentrokan ini selalu terjadi setiap tahun menjelang Ramadhan, tapi masalah ini belum bisa diselesaikan juga. Karena itu kami akan meminta bantuan solusi dari pemerintah pusat," paparnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved