Selasa, 30 September 2025

Muktamar Muhammadiyah

Pengurus Baru Disinyalir Pecah

Jelang pemilihan ketua umum oleh 13 anggota PP Muhamadiyah 2010-2015

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Jelang pemilihan ketua umum oleh 13 anggota PP Muhamadiyah 2010-2015 yang baru saja terpiih, beredar isu jika 13 orang pengurus baru tersebut akan melaksanakan voting.

Mekanisme voting yang di luar tradisi dan kultur Muhammadiyah ini dikhawatirkan menunjukkan ketidakpercayaan akan hasil pemungutan suara dari 2222 muktamirin yang telah memilih 13 orang pengurus baru tersebut, dengan menempatkan Din Syamsuddin sebagai peraih suara terbanyak.

"Itu menunjukan organisasi ini tidak pandai bermusyawarah. Bisa menunjukan tidak kompak," kata Ketua  Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah 2005-2010, Bachtiar Effendy di lokasi Muktamar Muhammadiyah, Kampus UMY, Yogyakarta, Selasa (6/7/2010).

Di Muhammadiyah mekanisme pemilihan ketum dengan voting tidak menyalahi aturan. Namun, Bachtiar yang gagal masuk 13 anggota PP Muhammadiyah baru menyatakan bahwa metode voting menunjukan ke publik jika Muhammadiyah tidak percaya musyawarah dan bisa ditafsirkan ada orang yang tidak rela Din menjadi ketum kedua kalinya ini.

Dijadwalkan, pemilihan ketum akan dilaksanakan pada Rabu (7/7/2010) oleh 13 anggota pengurus baru, secara tertutup.

Sesuai hasil Sidang Tanwir dengan memunculkan 39 nama, tiga di antaranya memperoleh suara terbanyak, yakni Din, Haedar Nasir, Yunahar Ilyas. Ketiganya lah yang disebut-sebut ingin memperebutkan kursi ketum.

Namun, dengan hasil pemungutan suara, nama Din yang meraih suara terbanyak dan berjarak jauh suaranya di antara kedua pesangnya tersebut. "Orang yang punya keinginan ketum, itu seperti pak Yunahar dan Haedar," ujarnya.

Bachtiar menyatakan Din sebagai peraih suara terbanyak, dalam kultur Muhammadiyah disepakati sebagai ketum. "Saya yakin mereka paham itu," tandasnya.

Ia menegaskan, apa yang disampaikan ini merukan sebagai sikap antisipasi agar internal Muhammadiyah tidak dianggap tidak kompak oleh pihak luar.

"Kan proses pemilihan 13 pengurus baru sudah baik, dan syukur tidak ada intervensi dari luar. Seperti ada parpol yang ingin menempatkan orang tertentu di kepengurusan, tapi itu kan tidak terjadi. Itu harus dijaga," tandasnya.

Ia memperkirakan, Din tidak khawatir sekalipun pemilihan ketu dilakukan dengan voting. "Minimum Pak Din bisa memperoleh suara 7 orang (dari 13 anggota PP). Orang seperti Malik Fajar, Syafiq, Muqoddas, Agung, Fatah, itu orang-orang mengikuti kehendak Muktamirin," pungkasnya.

Sementara itu, mantan Ketum PP Muhammadiyah, Safii Maarif yang akrab dipanggil Buya menolak memprediksi apakah 13 anggota pengurus baru bisa kompak lima tahun ke depan, meski ia berharap kekompakan itu terjalin.

"Saya harapkan harus kompak. Sebab kalau tidak kompak, tema yang dasyat itu tidak akan jadi kenyataan, akan tergantung di awang-awang, harus dibawa ke bumi itu," ujar Buya seusai nonton bareng hasil pemungutan suara 13 anggota PP Muhammadiyah baru di kampus UMY, semalam.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan