Penggerebekan Teroris
Polisi Hanya Police Line Kamar Eman
Polisi hanya memasang police line atau garis
Penulis:
M. Ismunadi
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, Cikampek - Polisi hanya memasang police line atau garis pembatas
polisi di kamar Eman Sulaeman di Gang Jatafa No 206 RT 01/04 Dusun
Babakan Babakan Jati, Desa Cikampek Timur, Jawa Barat, Kamis
(13/5/2010) siang. Sebelumnya aparat berpakaian preman melakukan
penggeledahan di rumah milik orang tua Eman tersebut.
"Tadinya polisi bawa sarung pistol dan buku-buku yang diambil dari rumah," ungkap Ketua RW 04 Herman Safei saat ditemui di kediamannya, Kamis (13/5/2010).
Selain menyaksikan penggeledahan, Herman juga tinggal di sebelah rumah Eman. Rumahnya hanya dibatasi gang selebar 1,5 meter.
"Saya enggak tahu buku-buku itu buku apa," katanya.
Herman mengatakan penggeledahan berlangsung hingga plafon atau dek rumah Eman. Polisi, katanya mencari pistol revolver yang dimiliki ayah tiga anak tersebut.
"Infonya dari penangkapan teroris di Solo tadi, disebut Eman pegang revolver," tutur Herman.
Pantauan Tribunnews.com, pengggeledahan dilakukan setidaknya dua kali. Pertama polisi yang mengaku dari Mabes Polri datang pukul 09.47 WIB. Rombongan kemudian meninggalkan rumah Eman sekitar pukul 10.17 WIB.
Rombongan petugas datang lagi sekitar pukul 12.30 WIB. Hanya berselang satu jam, mereka kemudian pergi. Informasi yang diperoleh Tribunnews.com, polisi belum mendapat pistol yang dicarinya.
Sementara itu, hingga saat ini rumah Eman tertutup rapat. Ibu Eman, Hj Siti Aminah yang sebelumnya sempat menyambut rombongan Mabes Polri tidak menampakkan diri.
"Tadi waktu penggeledahan ada dua adik Eman juga. Orang tuanya juga ada. Tapi mereka mungkin masih shock. Keluarga tidak percaya kalau Eman terlibat teroris," tegas Herman yang cukup dekat dengan ayah Eman, H Sanda.
"Tadinya polisi bawa sarung pistol dan buku-buku yang diambil dari rumah," ungkap Ketua RW 04 Herman Safei saat ditemui di kediamannya, Kamis (13/5/2010).
Selain menyaksikan penggeledahan, Herman juga tinggal di sebelah rumah Eman. Rumahnya hanya dibatasi gang selebar 1,5 meter.
"Saya enggak tahu buku-buku itu buku apa," katanya.
Herman mengatakan penggeledahan berlangsung hingga plafon atau dek rumah Eman. Polisi, katanya mencari pistol revolver yang dimiliki ayah tiga anak tersebut.
"Infonya dari penangkapan teroris di Solo tadi, disebut Eman pegang revolver," tutur Herman.
Pantauan Tribunnews.com, pengggeledahan dilakukan setidaknya dua kali. Pertama polisi yang mengaku dari Mabes Polri datang pukul 09.47 WIB. Rombongan kemudian meninggalkan rumah Eman sekitar pukul 10.17 WIB.
Rombongan petugas datang lagi sekitar pukul 12.30 WIB. Hanya berselang satu jam, mereka kemudian pergi. Informasi yang diperoleh Tribunnews.com, polisi belum mendapat pistol yang dicarinya.
Sementara itu, hingga saat ini rumah Eman tertutup rapat. Ibu Eman, Hj Siti Aminah yang sebelumnya sempat menyambut rombongan Mabes Polri tidak menampakkan diri.
"Tadi waktu penggeledahan ada dua adik Eman juga. Orang tuanya juga ada. Tapi mereka mungkin masih shock. Keluarga tidak percaya kalau Eman terlibat teroris," tegas Herman yang cukup dekat dengan ayah Eman, H Sanda.