Selasa, 7 Oktober 2025

Markus Pajak

Bahasyim Pernah Ancam Tembak Mati Karyawannya

Selain terkenal sebagai juragan tanah di Kp Kebayunan, Depok, Jawa barat, mantan petinggi Direktorat Pajak, Bahasyim Assifie, juga terkenal brutal. Bahasyim pernah mengancam akan men ’dor’ alias menembak mati karyawannya.

Editor: OMDSMY Novemy Leo
zoom-inlihat foto Bahasyim Pernah Ancam Tembak Mati Karyawannya
Ferdinan/tribunnews.com
Bahasyim keluar dari pemeriksaan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Selain terkenal sebagai juragan tanah di Kp Kebayunan, Depok, Jawa barat, mantan petinggi Direktorat Pajak, Bahasyim Assifie, juga terkenal brutal. Bahasyim pernah mengancam akan men ’dor’ alias menembak mati karyawannya.

Kebrutalan mantan Kepala Kantor Pemeriksaan Jakarta Tujuh Direktorat Pajak (Ditjen) Bahasyim itu, diungkapkan sejumlah pegawai. Kepada wartawan, JN, salah seorang mantan pegawai Bahasyim, di Depok, Jumat (9/4/2010) menceritakan hal itu.

Menurut JN, tahun 2005 lalu dia direkrut sebagai penjaga rumah Bahasyim di daerah Menteng 14 Jakarta, oleh tangan kanan Bahasyim, Halimi, dari Kp Kebayunan.

Menurut JN, pernah suatu waktu, saat sedang bersih-bersih di rumah bosnya di Menteng itu, dia pernah diancam mau ditembak oleh Bahasyim.

"Saya lagi bersihin rumput yang dibelakang. Pak Bahasyim datang minta saya suruh bersihin rumput dekat got. Saya bilang, satu-satu Pak, memang tangan saya banyak. Dia bilang, 'Kamu melawan. Kamu mau saya tembak!. Dia keluarin pistol dari pinggangnya," ungkapnya.

Mendapat ancaman itu, JN tak mundur. Ia tetap tenang. "Saya malah bilang, 'Bapak mau apa kalau saya melawan," katanya.

Untung saja, ancaman dengan senjata mematikan itu hanya gertak sambel belaka. Sehingga tidak terjadi hal -hal yang tidak diinginkan.

Namun JN mengaku peristiwa itu tak membuatnya dendam dengan Bahasyim. Karena ada satu kejadian yang membuat sakit hati akibat perbuatan sang majikan, yakni pemotongan gaji secara tidak wajar.


"Saya punya istri dan anak. Sama anaknya, Kurniawan, saya digaji Rp 500 ribu perbulan. Tapi, pak Hasyim bilang ke saya, gaji saya kebesaran. Jadi, bulan seterusnya dia minta Kurniawan kasih gaji saya cuma Rp 300 ribu untuk sebulan. Dia (Bahasyim) ngomong begitu. Saya jawab, saya lebih baik angkat kaki," tegas JN.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved