Senin, 6 Oktober 2025

Markus Pajak

Kasus Bahasyim Bikin Warga Tapos Gempar

Dua hari terakhir, med

Editor: Tjatur Wisanggeni
Laporan Wartawan Tribunews.com, Aqodir

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  --  Akibat "nyanyian" mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji, rupanya tidak hanya membawa korban pegawai eselon II Ditjen Pajak Gayus Halomoan Tambunan, dua jenderal di Polri, serta sejumlah jaksa. Satu lagi, korban nyanyian Susno membawa korban, yakni mantan Kepala Kantor Pemeriksaan Jakarta Tujuh Direktorat Pajak (Ditjen) Bahasyim Assifie.

Dua hari terakhir, media massa menyorot sepak terjang pria asal Sidoarjo saat menangani sejumlah perkara di Ditjen Pajak. Pemberitaan itu tak ayal sampai juga ke warga Tapos, Depok, Jawa Barat. Karena wilayah itu merupakan tempat Bahasyim berinvestiasi tanah dan berbisnis ikan.

"Saya dari kemarin lihat tv. Saya perhatiin orang yang disebut-sebut Bahasyim itu adalah pemilik PT Tridharma, di sini. Kalau di sini dia sering dipanggil pak Hasyim, " kata Khaidir saat ditemui di kediamannya, Kp Kebayunan, Tapos, Depok, Jumat (9/4/2010).

"Hari ini, saya sengaja beli koran untuk pastiin wajahnya. Tapi, memang dia orang," ujarnya.

Saat kami mengunjungi Kp Kembayunan, sejumlah warga sudah mulai kumpul-kumpul di depan rumah masing-masing, membicarakan soal kasus Bahasyim yang kini ditangani Polda Metro Jaya.

Mereka pun langsung berduyun-duyun menuju ke PT Tridharma Perkasa untuk melihat dan memastikan ada tidaknya aktifitas mencurigakan di perusahaan tersebut. Mereka terpaksa kecewa, karena perusahaan itu langsung terkunci rapat akibat kasus ini mencuat.

Dipantau Polisi
Warga bernama Ismanto mengungkapkan, sejak pagi hari sekitar sepuluh anggota polisi dari Polsek Cimanggis mulai memantau perusahaan Bahasyim. "Saya tadi pagi sudah curiga, ada apa ini. Kok banyak polisi di depan pabrik dia," ujar Ismanto.

Saat kami meninjau lokasi perusahaan Bahasyim, tampak tiga polisi dan tiga anggota Kodim setempat berkumpul. Bahkan, akibat pemberitaan Bahasyim, membuat Kepala Lurah Tapos Zakarsih ikut nimbrung di rumah salah satu warga.

"Saya kaget juga baru tahu, Bahasyim ternyata pemilik PT ini," ujar Zakarsih.

Karena wartawan mencecarnya soal luas tanah yang dimiliki Bahasyim, Zakarsih langsung sigap berkoordinasi dengan bawahannya untuk memastikan luas tanah Bahasyim di wilayahnya.

"Tolong disortir luas tanah Bahasyim. Semuanya. Di sini ada media yang tunggu. Cepat yah," pinta Zakarsih saat menelpon bawahannya.

Seorang anggota intel dari Kodim setempat, yang enggan menyebut identitasnya, mengaku tidak tahu jika PT ini dicurigai sebagai investasi dari uang yang tak jelas, termasuk modus yang digunakan Bahasyim saat membeli tanah berpuluhan hektar di wilayahnya.

"Ini memang wilayah saya. Tapi, saya memang belum pernah masuk ke dalam PT ini. Kaget juga saya, kok jadi ramai begini, banyak warga pada ke luar rumah datang ke sini," ujarnya.

Karena tahu perusahaan itu dipantau polisi, sejumlah centeng perusahaan Bahasyim langsung berpatroli keliling komplek. Mereka langsung mengusir siapa pun yang dianggapnya orang asing. Bahkan, fotografer kami sempat berpapasan dengan patroli centeng itu. Untung saja, tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Woi, lo dari mana. Jangan ke sini," pinta anak buah Bahasyim yang tengah berpatroli. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved