Senin, 6 Oktober 2025

Ibu dan Anak Tewas dalam Toren

Fakta Mayat Dalam Toren di Tambora Jakarta Barat, Penampungan di Bawah Tanah hingga Air Sempat Mati

Inilah sejumlah fakta soal ibu dan anak yang ditemukan tewas di dalam tempat penampungan air di Jakarta Barat yang telah dirangkum Tribunnews.com

TRIBUNJAKARTA.COM/Elga Hikari Putra
JASAD DALAM TOREN - Inilah rumah di Gang Indah 1, Angke, Tambora, Jakarta Barat yang jadi lokasi ditemukannya jasad ibu dan anak di dalam toren air. Rupanya penampungan air di rumah itu berada di bawah tanah dengan kedalaman mencapai tiga meter. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang ibu dan anak perempuannya ditemukan tewas di penampungan air di dalam rumahnya, di Jalan Angke Barat RT5/2, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Kamis (6/3/2025) malam.

Korban yang berinisial TSL (59) dan ES (35) tersebut ditemukan setelah anak kedua korban yang berinisial RE melapor ke polisi bahwa ibu dan kakaknya hilang.

Sebelum ditemukan, anak bungsu korban sempat melapor ke polisi karena ibu dan kakaknya tak bisa dihubungi.

Hingga akhirnya, pihak kepolisian menemukan korban telah tewas membusuk di tempat penampungan air di rumahnya.

Berikut sejumlah fakta yang dirangkum Tribunnews.com terkait penemuan jasad ibu dan anak di Tambora, Jakarta Barat:

1. Toren Bawah Tanah

Ternyata, korban bukan ditemukan di toren atau tandon yang berada di atas bangunan seperti pada umumnya.

Jasad korban ditemukan di tempat penampungan air yang berada di bawah tanah dengan kedalaman tiga meter.

Tempat penampungan air tersebut mirip seperti kolam renang.

"Di tempat penampungan air di bawah. Kayak kolam renang, dia dalamnya tiga meter," kata Ketua RT setempat, Sripriyanty ditemui di lokasi kejadian, Minggu (9/3/2025).

Yanty menuturkan, banyak warga di wilayahnya yang menggunakan penampungan air berbentuk kolam tersebut dibanding tandon air yang berada di atas bangunan.

"Jadi itu memang penampungan air ledeng gitu, bukan septic tank," kata Yanty.

AKBP Arfan Zulkan Sipayung, Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat juga menuturkan hal senada.

Baca juga: Sebelum Ditemukan Tewas dalam Penampungan Air, Ibu di Jakbar Sempat Cekcok dengan Anak Bungsunya

"Enggak (bukan septic tank) tapi jarang dipakai torennya, airnya jadi kotor,"

"Cuma ya ga di atas ya, di bawah torennya, tapi kotor gitu," kata Arfan, dikutip dari TribunJakarta.com.

2. Air Sempat Mati

Sebelum ditemukan meninggal dunia, pada Sabtu (1/3/2025) sore, sejumlah penghuni kontrakan di rumah TSL mengeluhkan air yang mati.

Para penyewa kontrakan tersebut sudah menghubungi korban dan anaknya, namun tak ada balasan.

"Pas kejadiannya Sabtu sore kan pada pulang kerja (pengontrak), minta air dinyalain, cuma enggak dibales WA-nya. Kata yang ngontrak begitu," ujar Yanty kepada TribunJakarta.com, Minggu (9/3/2025).

Diketahui, rumah TSL terdiri dari tiga lantai.

Lantai kedua dan ketiga dibangun untuk dikontrakkan oleh TSL.

Yanty menuturkan, ada enam orang yang mengontrak di rumah TSL.

"Enam orang yang ngontrak," kata Yanty.

Setelah korban ditemukan di dalam tempat penampungan air, para pengontrak tersebut telah meninggalkan rumah korban.

"Jadi sekarang yang ngontrak itu udah pada pergi," kata Yanty.

3. Diduga Dibunuh

Kini, pihak kepolisian melakukan penyelidikan terkait kasus ini.

Jasad korban dibawa ke RS Polri untuk divisum dan sejumlah saksi telah dimintai keterangan.

AKBP Arfan menyebutkan, diduga TSL dan anak perempuannya merupakan korban pembunuhan.

Baca juga: Kesaksian Ketua RT di Tambora usai Penemuan Jasad Ibu dan Anak dalam Toren, Korban Pamit Mau Mudik

Hal tersebut berdasarkan adanya sejumlah luka di bagian kepala korban.

"Dari visum di RS Polri dilihat secara fisik itu ada luka di bagian kepala kedua korban," ujar AKBP Arfan.

Mengutip TribunJakarta.com, Arfan masih menuturkan bahwa hal tersebut masih dugaan.

"Kita belum bisa ambil final juga ya, karena visumnya kan dari dokter, tapi dari sisi fisiknya yang kita lihat luka di kepala gitu," tambahnya.

4. Pamit Hendak Mudik

Ketua RT setempat, Yanty menuturkan, sebelum dinyatakan hilang, TSL sempat pamit ke tetangga hendak mudik pada Sabtu (1/3/2025) pagi.

"Awalnya pas pertama puasa, hari Sabtu jam 10an lah pergi. Menurut informasi sih bilangnya mau pulang ke Jawa," ujar Yanty kepada TribunJakarta, Minggu (9/3/2025).

Namun, pada sore harinya, TSL justru kembali ke rumahnya lalu main ke rumah tetangga.

Pada malam harinya, TSL dan anak perempuannya sudah tidak bisa dihubungi.

"Pas kejadian mulai itu pukul 21.22 WIB itu malam Minggu belom ada kabar," kata Yanty.

Dua hari berselang, Senin (3/3/2025), Yanty mendapatkan pesan dari Ronny (32) anak bungsu korban.

Yanty menyebut, Ronny mengirimkan pesan bahwa ibu dan kakaknya tak bisa dihubungi sejak Sabtu malam.

Ronny sendiri tinggal terpisah dengan kedua korban dan tidak setiap hari pulang ke rumah.

Ia pun akhirnya melapor ke polisi soal hilangnya TSL dan akaknya.

Yanty kemudian dihubungi lagi oleh Ronny pada Kamis (6/3/2025) malam sekira pukul 23.00 WIB untuk datang ke rumahnya.

Baca juga: Misteri 2 Kasus Penemuan Mayat dalam Toren: Jasad Bule Tanpa Busana hingga Jasad Ibu-Anak di Tambora

"Terus pas hari Kamis malam, jam 11 dia WA saya minta ke depan ke rumah, eh pas saya ke depan ramai polisi,"

"Saya nanya, itu siapa yang lapor. katanya yang lapor anaknya sendiri, karena ada bau-bau," kata Yanty.

Ternyata, bau tak sedap tersebut berasal dari jasad kedua korban.

"Emang sebelumnya warga juga ada nyium bau-bau. Tadinya dipikir itu bau bangke biasa, cuma lama-lama menyengat dan ternyata itu mayat," kata Yanty.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Sebelum Ditemukan Tewas Bersama Anak di Toren Air, Ibu di Tambora Bilang ke Tetangga Mau Mudik

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved