Senin, 29 September 2025

Distribusi Elpiji 3 Kg

Maling Elpiji 3 Kg Berkeliaran di Pasar Minggu Jakarta Selatan

Ketua RT08/RW10 Pasar Minggu Surti (57) menyebut kasus pencurian yang dialami warganya ini terjadi pada Rabu (5/2/2025) dini hari kemarin.

Penulis: Hasanudin Aco
SERAMBI INDONESIA DAILY/M ANSHAR
MALING ELPIJI - Tabung elpiji tiga kilogram dikumpulkan sebelum didistribusikan ke kawasan Pulo Aceh, Selasa (4/2/2025). Di Pasar Minggu Jakarta Selatan maling elpiji 3 kg berkeliaran. 

Kelangkaan gas pun membuat warga mengantre di berbagai tempat untuk membeli gas 3kg.

Usai menimbulkan kontroversi dan kesusahan, pemerintah pun mencabut aturan larangan penjuaan gas 3kg di tingkat pengecer.

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menyebut Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan Kementerian ESDM agar mengaktifkan kembali pengecer seperti biasa.

Pada saat bersamaan, pemerintah disebut akan membantu pengecer gas untuk menjadi subpangkalan.

Dasco berharap aturan ini dapat menertibkan harga LPG subsidi agar tidak membebani masyarakat.

Mulai Normal

Distribusi elpiji 3 kg dari pangkalan ke pengecer atau yang saat ini disebut sub pangkalan mulai normal kembali seperti terlihat di beberapa wilayah seperti  Kota Semarang dan wilayah Jawa Tengah lainnya.

Hal ini satu di antaranya setelah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyempurnakan tata kelola penjualan gas melon tersebut dengan mengubah status pengecer menjadi sub pangkalan per Selasa, 4 Februari 2024.

Ahmad, seorang pemilik toko sembako yang juga menjadi sub pangkalan elpiji 3 kg di daerah Kota Lama, Semarang Utara, Jawa Tengah, mengaku bahwa distribusi gas melon sudah kembali lancar sejak hari Selasa lalu.

Pangkalan sudah kembali mengirim ke para sub pangkalan seperti biasa, termasuk ke tokonya.

"Beberapa hari ini, alhamdulillah, sudah lancar," kata Ahmad saat ditemui awak media pada Kamis (6/2/2025) siang.

Dalam satu pekan, ia mendapat kiriman gas melon dari pangkalan sebanyak tiga kali, tepatnya pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu.

Tiap pengiriman berjumlah 60 tabung gas melon. Itu artinya, dalam sepekan, Ahmad mendapat 180 tabung gas melon dari pangkalan.

Ahmad mengaku sepakat dengan rencana pemerintah untuk mengubah status pengecer menjadi sub pangkalan, agar kepastian harga murah gas melon untuk warga tetap terjamin dan penjual seperti dirinya tetap bisa berjualan gas melon.

Hal senada juga diucapkan oleh Rumini, seorang penjual gas melon eceran di Kelurahan Tanjung Mas, Semarang Utara. Menurut perempuan yang sudah lebih dari satu dekade berjualan gas melon itu, saat ini distribusi gas sudah lancar di pangkalan.

"Sempat ada kendala 1-2 yang lalu. Sekarang kondisi sudah baik dan normal kembali."

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan