Senin, 6 Oktober 2025

Gangguan Ginjal

40 Anak di Jakarta Meninggal Akibat Gangguan Ginjal Akut, Pj Gubernur DKI Tinjau Faskes

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono mengatakan akan meninjau fasilitas kesehatan (faskes) di Jakarta.

Editor: Hasanudin Aco
Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono melakukan pantauan di posko pelayanan aduan masyarakat, di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus gagal ginjal akut pada anak juga melanda Ibu Kota Jakarta.

Oleh karena itu, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono mengatakan akan meninjau fasilitas kesehatan (faskes) di Jakarta.

Hal itu disampaikannya saat memantau meja pengaduan masyarakat di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (20/10/2022).

Heru mengatakan tinjauan fasilitas kesehatan akan dilakukan ke berbagai lembaga kesehatan di Jakarta.

"Ya, pasti-pasti. Ke puskesmas, dan lain-lain," kata Heru, saat ditemui di Pendopo Balai Kota DKI Jakarta, Kamis.

Baca juga: Data Terbaru: 99 Anak di Indonesia Meninggal Akibat Gagal Ginjal Akut, Obat Sirup Dilarang

Sementara itu, Heru menjelaskan akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dalam melakukan penanganan kasus gagal ginjal akut di Jakarta.

Dia akan menyampaikan hasil perkembangannya dalam waktu dekat.

"(Dinas Kesehatan) Dinkes koordinasi terus. Nanti sore saya kasih kabar lagi," kata Heru.

Data di DKI

Kasus penyakit ginjal akut pada anak di DKI Jakarta terus bertambah, Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat jumlah kasusnya sudah mencapai 71.

Kepala Dinkes DKI Jakarta Widyastuti menyebut sebanyak 40 anak meninggal akibat penyakit tersebut.

"Data sementara yang sudah kami olah dari Januari sampai 19 Oktober, ada 71 kasus terlaporkan. Kemudian yang meninggal sejak Januari ada 40 anak," ucapnya di Labkesda DKI, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (20/10/2022) seperti dikutip dari Tribun Jakarta.

Dinkes DKI juga mencatat saat ini 16 anak masih dirawat dan 15 lainnya sudah dinyatakan sembuh.

Belasan anak yang masih dirawat itu kini masih menjalani perawatan di rumah sakit pemerintah, baik itu milik Pemprov DKI maupun BUMN.

Dari total 71 kasus penyakit ginjal akut yang ditemukan di ibu kota, sebanyak 60 kasus atau 85 persen terjadi pada balita dan 11 kasus lainnya atau 15 persen pada anak usia 5-18 tahun.

"Dari 71 kasus tadi, sebanyak 35 anak berdomisili di DKI Jakarta. Kemudian 9 dari Banten, Jawa Barat ada 16 kasus, dan 7 kasus di Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi)," ujarnya.

Penyakit ginjal akut pada anak ini pertama kali dilaporkan pada Maret 2022 lalu.

Kemudian, jumlah kasus terus bertambah setiap bulannya hingga mencapai puncaknya pada Oktober ini dengan jumlah temuan mencapai 31 kasus.

"Kenapa lok meningkat? Karena memang informasinya sudah lengkap. IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) sudah mengeluarkan edaran, Kemenkes juga keluarkan edaran," tuturnya.

"Kemudian kami sosialisasi sehingga rumah sakit yang sempat merawat dan sedang merawat langsung melaporkan kepada kami," sambungnya.

Sebelumnya, Pakar Epidemiologi mengingatkan kemudahan akses layanan kesehatan pasien gagal ginjal akut pada Anak.

Epidemiolog Universitas Grifith Australia, Dicky Budiman mengatakan selain penyiapan rumah sakit rujukan, pemerintah perlu memerhatikan koordinasi dan optimalisasi di sumber daya kesehatan.

"Kasus gagal ginjal akut bukan kasus yang biasa. Karena dia memerlukan level treatment atau fasilitas yang tidak biasa dan tidak ada di level puskesmas. Tidak semua pemerintah daerah mempunyai punya itu,” ungkapnya kepada Tribunnews.com, Kamis (20/10/2022).

Beberapa alat dan fasilitas yang dibutuhkan dalam penanganan gangguan ginjal, di antaranya seperti hemodialisis atau mesin pencuci darah hingga dokter bedah untuk anak.

Sayangnya, tidak semua layanan dan alat tersebut tersedia di daerah.

Sumber: Tribunnews.com/Tribun Jakarta

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved