Senin, 6 Oktober 2025

Dramatis, Tangis Haru Mewarnai Penyelamatan Korban Reruntuhan Tiang Beton dan Mobil Crane di Depok

Sebuah crane jatuh dan menimpa rumah warga di Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, Jumat (15/10/2021).

TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma
Proses evakuasi mobil crane di lokasi pembangunan menara PDAM di Jalan Mawar, Pancoran Mas, Kota Depok, yang ambruk dan menimpa rumah warga. 

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Sebuah crane jatuh dan menimpa rumah warga di Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, Jumat (15/10/2021).

Seorang siswi berusia 12 tahun menjadi salah satu korban musibah tersebut.

Nirawan, personel Damkar Kota Depok, tak pernah menyangka bahwa hari ini ia bersama sejumlah rekan seprofesinya bakal menyelamatkan nyawa seorang siswa perempuan berinisial YA (12) itu.

Saat kejadian, YA tengah sekolah virtual menggunakan gawainya, hingga akhirnya tiba-tiba mobil crane dan tiang beton tersebut ambruk menimpa rumahnya.

Nirawan mengatakan, awal mula kejadian dirinya baru saja masuk kerja (aplusan) di Markas Komando Pusat Damkar Kota Depok, Jalan Raya GDC, Kota Depok.

"Awalnya kami baru aplusan piket, sekitar jam 09.00 WIB dapat laporan ada anak ketimpa beton," kata Nirawan pada TribunJakarta, Jumat (15/10/2021).

Baca juga: Detik-detik Crane Jatuh Hingga Bocah SMP di Depok Selamat Setelah 5 Jam Terjepit Puing Reruntuhan

Menindaklanjuti laporan tersebut, sejumlah personel Damkar menggunakan mobil ranger bergegas lebih dulu ke lokasi kejadian.

"Beberapa personel sudah meluncur lebih dulu menggunakan mobil ranger untuk mengecek kondisi dan lokasi. Tak lama kemudian unit ranger menghubungi kami lagi karena kondisinya membutuhkan alat-alat rescue," jelasnya.

Membawa alat-alat rescue seperti pemtong, dongkrak, dan sebagainya, Nirawan pun menyusul dan tiba di lokasi kejadian.

Setibanya di lokasi, Nirawan menuturkan seluruh tubuh korban tertimpa reruntuhan puing-puing beton dan bangunan yang ambruk.

"Awal kita datang korban itu seluruh badannya tertimpa puing beton reruntuhan, pelan-pelan kami bersihkan dan evakuasi puing dari kepala hingga kaki," kata Nirawan.

Sekira pukul 12.00 WIB, seluruh puing di atas tubuh korban berhasil diangkat dan dibersihkan.

"Tapi pas mau kami angkat ternyata tangan kanannya masih tertumpuk beton dan reruntuhan bangunan yang tadi itu, makanya dari selepas Salat Jum'at itu kami usaha ngeluarin tangan sebelah kanannya," ungkapnya.

Proses evakuasipun berlanjut, Nirawan berujar satu unit mobil crane lainnya sudah tiba di lokasi untuk mengangkat tiang beton yang ambruk menimpa korban.

Namun setelah didiskusikan, evakuasi beton menggunakan mobil crane tersebut akhirnya dibatalkan, mengingat resikonya yang cukup tinggi.

"Tadi sudah ada bantuan crane sudah datang, tapi tadi diskusi lagi resikonya tinggi pakai crane khawatir runtuh lagi karena tiang beton yang ambruk itu hanya tersangga rumah," kata Nirawan.

"Soalnya tadi ketika evakuasi make alat kecil, seluruh bagiannya ikut getar semua, karena puing betonnya kan bersandar pada bagian rumah ya," timpalnya lagi.

Oleh sebab itu, Nirawan berujar evakuasi pun dilanjutkan menggunakan alat pemotong dengan ekstra hati-hati, untuk mengeluarkan tangan korban.

Lebih lanjut, Nirawan berujar ia dan teman-temannya sangat salut kepada korban yang tak menangis atau sedikitpun mengeluh selama proses evakuasi berlangsung.

Korban hanya meminta air minum selama evakuasi berlangsung, musabab merasa dehidrasi.

"Teman-teman Damkar menyaksikan semua, korban gak nangis sama sekali dari awal kita datang. Badannya tertimpa beton gak ngerintih, gak nangis, gak ngeluh sama sekali," tutur Irawan.

"Cuma dia dehidrasi, tapi kata medis gak boleh minum dulu. Jadi kita cuma suplai oksigen dan madu yang dioles dibibir, karena khawatir kalau masuk makanan dan minuman malah menyumbat saluran pernapasan dan resikonya besar," timpalnya lagi.

Perjuangan Nirawan bersama sejumlah rekannya pun berbuah manis. Selama lebih dari lima jam, seluruuh bagian tubuh korban berhasil ditarik keluar dalam keadaan utuh.

Bahkan, korban hanya menderita beberapa luka lecet dan memar pada bagian tangan kanannya.

Rasa syukur keberhasilan mengevakuasi korban dalam keadaan selamat pun diluapkan Nirawan dan rekan-rekannya.

Mereka nampak saling berpelukan, hingha tak kuasa menahan air matanya yang mengalir membasahi pipi.

"Jadi kita juga pernah punya kondisi TKP seperti ini, tingkat kesulitan itu kan macam-macam ya bencana gak bisa diprediksi. Apa yang kami dapat ketika latihan, dengan penerapan lapangan kadang berbeda. Tapi dasar latihan itu yang kami pakai," imbuhnya.

"Momen tadi itu kami dapat momen kekompakan antar teman, sampai bisa (evakuasi). Awalnya kita merasa pesimis, sempat pesimis kalau lihat realitanya bongkahan beton yang besar dan alat kecil yang kami pakai. Tapi kami tidak akan pernah menyerah," tegasnya lagi.

Keluar dari lokasi kejadian, Nirawan dan rekan-rekannya pun mendapat tepuk tangan dari warga yang sedari awal menyaksikan proses evakuasi tersebut.

"Luar biasa, ini baru pahlawan sebenarnya nih," kata seorang warga yang ada di lokasi.

"Alhamdulillah sehat-sehat terus Damkar, kalian luar biasa," teriak seorang warga disambut riuh tepuk tangan.

Saat ini, seluruh korban dari peristiwa ambruknya mobil crane dan tiang beton menara pun telah berhasil dievakuasi selamat, dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit untuk mendapat tindakan medis.

Sumber: Tribun Jakarta
Kisah Penyelamatan Korban Reruntuhan Tiang Beton dan Mobil Crane di Depok: Damkar Jadi Pahlawan 

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved