Selasa, 7 Oktober 2025

Siasat Gubernur Anies Halau Banjir Jakarta: Gerebek Lumpur, Perahu Khusus untuk Pengungsi Covid-19

Melihat program Gubernur Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria antisipasi banjir di Jakarta, ada gerebek lumpur hingga keringkan waduk.

Danang Triatmojo/Tribunnews.com
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memimpin apel kesiapsiagaan menghadapi musim hujan di lapangan JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (4/11/2020)/dok. Pemprov DKI 

Gubernur Anies Baswedan Keringkan Waduk di Jakarta

Guna mengantisipasi banjir yang kerap terjadi saat musim hujan, Pemprov DKI tengah berupaya mengeringkan waduk-waduk yang ada di ibu kota.

"Benar kami melakukan pengerukan waduk-waduk di Jakarta. Jadi, waduk di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan sudah dalam proses pengerukan terus menerus," ucap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Rabu (4/11/2020).

Ia menjelaskan, pengeringan dilakukan agar waduk-waduk itu bisa menampung air dengan kapasitas lebih banyak.

"Harapannya air dari pegunungan yang masuk ke kota bisa ditahan dulu di waduk-waduk ini. Kemudian, dialirkan secara bertahap," ujarnya di lapangan JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Selain itu, Pemprov DKI juga menyulap lahan-lahan kosong yang ada wilayah rawan banjir menjadi waduk.

Sehingga air yang bisa menggenangi kawasan itu bisa tertampung.

"Di tempat itu kami bikin waduk, jadi dibuat baru waduknya. Untuk mengalirkan air ke dalam waduk baru, lalu dipompa untuk dialirkan ke sungai," kata dia.

Alat berat tengah mengeruk sedimentasi atau endapan lumpur di Kali Pesing, Jakarta Barat, Kamis (15/10/2020).
Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, terus mengeruk 75 waduk dan 13 kali besar atau sungai di Ibu Kota untuk mengantisipasi banjir di Jakarta. Pengerukan sedimentasi atau endapan lumpur di waduk dan sungai di Jakata diharapkan bisa menambah kapasitas daya tampung air untuk menghadapi musim hujan. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)
Alat berat tengah mengeruk sedimentasi atau endapan lumpur di Kali Pesing, Jakarta Barat, Kamis (15/10/2020). Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, terus mengeruk 75 waduk dan 13 kali besar atau sungai di Ibu Kota untuk mengantisipasi banjir di Jakarta. Pengerukan sedimentasi atau endapan lumpur di waduk dan sungai di Jakata diharapkan bisa menambah kapasitas daya tampung air untuk menghadapi musim hujan. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha) (WARTAKOTA/Angga Bhagya Nugraha)

Air kiriman dari Bogor memang menjadi salah satu faktor penyebab banjir di ibu kota.

Selain itu, banjir juga terjadi akibat kenaikan tinggi muka air atau yang biasa disebut sebagai banjir rob.

"Tantangan banjir akibat permukaan air laut yang meninggi di kawasan yang permukaan tanahnya menurun. Di situ terjadi rob. Tantangan itu yang ada di depan kita," kata Anies.

Kemudian, banjir juga disebabkan oleh hujan lokal dengan intensitas tinggi, seperti yang terjadi di awal tahun 2020 ini.

Anies menyebut, kala itu curah hujan di ibu kota mencapai lebih dari 300 milimeter.

Padahal, kapasitas tampung air di DKI diklaim hanya 100 milimeter.

"Bila curah hujan lokal intensif, maka di situ muncul potensi banjir," tuturnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved