Jumat, 3 Oktober 2025

Pedagang Pasar Jatinegara Kejar Wanita Muda yang Belanja Bumbu Masak Pakai Uang Palsu

Sawijah (57), pedagang pakaian dan seprai menerangkan, awalnya SS mendatangi tokonya untuk menanyakan harga seprai.

Editor: Hasanudin Aco
Tribun Lampung/Deni Saputra
Petugas menunjukkan barang bukti uang palsu milik tersangka Muhammad Jafad (27), pelaku pencetak dan pengedar ratusan juta uang palsu, dalam konferensi pers yang digelar Polresta Bandar Lampung di Mapolresta Bandar Lampung, Lampung, Senin (24/8/2020). Dalam pembuatan uang palsu tersebut pelaku menggunakan sebuah media printer scan dan aplikasi olah foto dengan modus transaksi melalui Cash On Delivery (COD) dan dari tangan tersangka Polisi menyita barang bukti upal senilai total Rp 320 juta. Tribun Lampung/Deni Saputra 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wanita muda berinisial SS (21) diamankan pedagang Pasar Deprok, Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur, lantaran diduga berbelanja menggunakan uang palsu.

Sawijah (57), pedagang pakaian dan seprai menerangkan, awalnya SS mendatangi tokonya untuk menanyakan harga seprai.

"Awalnya dia ke toko saya, mau beli seprai. Saya bilang harganya Rp 250 ribu," kata Sawijah di lokasi, Selasa (25/8/2020).

SS kemudian menawar harga barang menjadi Rp 200 ribu.

Sawijah menyepakatinya dan transaksi pun terjadi.

Wanita berinisial SS diduga edarkan uang palsu di Pasar Deprok, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (25/8/2020).
Wanita berinisial SS diduga edarkan uang palsu di Pasar Deprok, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (25/8/2020). (WARTA KOTA/RANGGA BASKORO)

Sayangnya, ia tak meneliti uang palsu sebesar Rp 200 ribu yang dibayarkan oleh SS.

"Awalnya saya enggak tahu. Habis bayar dia pergi. Enggak tahunya ada orang-orang rame, katanya pengedar uang palsu ditangkep," ujarnya.

Ketika ia melihat wajah pelaku, Sawijah terkejut, lantaran perawakan pelaku mirip seperti wanita yang baru saja membeli seprai di tokonya.

"Wah kok mukanya sama, berarti saya kena dong."

"Saya cek uangnya, ternyata memang bahannya beda, kalau yang asli agak kasar, uang yang dikasih lebih halus teksturnya," tutur Sawijah.

Baca: Nenek Penjual Mangga di Bali Dibayar Pakai Uang Palsu Rp 50.000, Polisi Buru Pelaku

Adalah pedagang bernama Sumarni (56) yang awalnya menyadari uang yang ditukarkan SS dalam bentuk barang belanjaan, merupakan uang palsu.

"Dia belanjanya sih cuma Rp 5 ribu, beli bumbu masak. Ngasih uang Rp 50 ribu, saya kasih kembaliannya. Setelah dia pergi, pas mau saya pegang uangnya halus banget, padahal bukan uang baru," ungkapnya.

Meski secara ukuran hampir sama dengan yang asli, uang palsu yang diedarkan SS berwarna sedikit lebih buram dan bertekstur lebih halus.

Ia pun langsung memberitahu pedagang lainnya.

"Saya suruh kejar pedagang lain, ternyata dia udah belanja di tiga toko."

"Totalnya Rp 500 ribu, yang Rp 250 lagi dia belanja sosis," beber Sumarni.

Lantaran khawatir diamuk massa, SS yang mengaku berbelanja bersama dua temannya, langsung diamankan warga di pos penjagaan pasar.

Saat diamankan, ia hanya tertunduk dan tak melakukan perlawanan.

Petugas kepolisian kemudian mengamankan pelaku ke Mapolsek Jatinegara.

Dikutip dari indonesia.go.id, begini cara menghindari menerima uang palsu:

- Transaksi di tempat pencahayaan yang baik;

- Lakukan penukaran uang di tempat yang resmi;

- Melakukan pembayaran secara nontunai;

- Masyarakat dalam hal ini perbankan dan Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah (PJPUR) memiliki peran penting dalam mencegah dan menekan jumlah peredaran uang palsu.

Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah

Bank Indonesia adalah lembaga yang diberi kewenangan untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah.

Dalam menetapkan ciri-ciri dan unsur pengaman pada uang rupiah, Bank Indonesia selalu mengedepankan kepentingan masyarakat untuk dapat dengan mudah mengenali ciri-ciri keaslian uang rupiah, tetapi di lain pihak sulit untuk dipalsukan.

A. Bahan Baku Uang Kertas Rupiah

Bahan serat kapas

Uang kertas rupiah terbuat dari kertas khusus yang berbahan serat kapas.

Benang pengaman

Terdapat benang pengaman seperti dianyam pada uang kertas rupiah pecahan Rp100.000, Rp50.000, dan Rp20.000.

Khusus untuk pecahan Rp100.000 dan Rp50.000 akan berubah warna bila dilihat dari sudut pandang tertentu.

Terdapat benang pengaman yang tertanam di kertas uang pada pecahan Rp10.000, Rp5.000, Rp2.000, dan Rp1.000.

Tanda air (watermark)

Terdapat watermark pada semua pecahan uang kertas berupa gambar pahlawan.

Pada pecahan Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, dan Rp10.000 ada electrotype yang berupa logo BI dan ornamen tertentu yang akan terlihat jika diterawang ke arah cahaya.

B. Desain

Setiap uang kertas rupiah memiliki desain, ukuran, dan warna uang yang terlihat terang, jelas, dan spesifik/khusus sehingga secara kasatmata mudah dikenali.

C. Teknik Cetak

Sebagian besar unsur pengaman pada uang kertas rupiah dibuat menggunakan teknik cetak yang dapat dikenali dengan cara Dilihat, Diraba, Diterawang (3D).

Tinta berubah warna (Colour Shifting Ink)

Gambar perisai yang berisi logo Bank Indonesia bisa berubah warna jika melihatnya dari sudut pandang berbeda.

Untuk pecahan Rp100.000 dan Rp50.000 akan berubah warna dari merah keemasan ke warna hijau, sedangkan untuk pecahan Rp20.000 dari hijau ke ungu.

Gambar tersembunyi (multicolour latent image)

Ada gambar tersembunyi multiwarna yang berupa angka, yang akan terlihat dari sudut pandang tertentu.

Pada pecahan Rp50.000, terdapat gambar tersembunyi berupa angka 50 dengan kombinasi warna merah, kuning, dan biru.

Pada pecahan Rp20.000, terdapat gambar tersembunyi berupa angka 20 dengan kombinasi warna merah, kuning, dan hijau.

Pada pecahan Rp10.000, terdapat gambar tersembunyi berupa angka 10 dengan kombinasi warna ungu, biru, dan kuning.

Pada pecahan Rp100.000, terdapat gambar bersembunyi berupa angka 100 dengan kombinasi warna merah, kuning, dan hijau.

Gambar tersembunyi (latent image)

Bagian depan

Terdapat gambar tersembunyi berupa tulisan BI dalam bingkai persegi panjang yang akan terlihat dari sudut pandang tertentu.

Gambar ini terlihat pada pecahan Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, dan Rp10.000.

Untuk pecahan Rp5.000, Rp2.000, dan Rp1.000 berupa tulisan BI serta angka 5, 2 dan 1 yang terlihat dari sudut pandang tertentu.

Bagian belakang

Terdapat gambar tersembunyi berupa angka 100, 50, 20, 10 yang terlihat di sudut pandang tertentu pada pecahan Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, dan Rp10.000.

Teknik cetak khusus

Gambar utama, lambang negara, angka nominal, huruf terbilang dan frasa NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA akan terasa kasar ketika diraba.

Kode tuna netra (blind code)

Terdapat pasangan garis pada sisi kanan dan kiri uang yang kasar ketika diraba.

Gambar saling isi (rectoverso)

Logo BI akan terlihat utuh jika diterawang ke arah cahaya.

Kenali Ciri-Ciri Keaslian Uang Rupiah dengan 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang)

1. Dilihat

Perubahan warna benang pengaman pada pecahan Rp100.000 dan Rp50.000, perisai logo BI pada pecahan Rp100.000, Rp50.000, dan Rp20.000.

Menemukan angka berubah warna yang tersembunyi pada pecahan Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, Rp10.000, dan gambar tersembunyi berupa tulisan BI dan angka.

2. Diraba

Setelah memperhatikan uang dengan saksama, selanjutnya rabalah uang yang Anda curigai.

Anda akan merasakan ada bagian uang yang kasar, yaitu pada gambar utama, gambar lambang negara, angka nominal, huruf terbilang, frasa NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, dan tulisan BANK INDONESIA.

Tuna netra bisa meraba kode tuna netra (blind code) di sisi kiri dan kanan untuk mengenali nilai nominal dan asli atau tidaknya uang kertas.

3. Diterawang

Setelah memperhatikan dan merabanya, angkatlah uang dan arahkan pada cahaya.

Anda bisa menemukan gambar pahlawan, gambar ornamen pada pecahan tertentu, dan logo BI yang akan terlihat utuh.

Apa yang Harus Dilakukan Ketika Menerima Uang Palsu atau Uang yang Diragukan Keasliannya?

Ketika menerima uang palsu, masyarakat diimbau untuk melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

- Tidak membelanjakan uang palsu yang diterima;

- Menyampaikan uang palsu yang diterima kepada kantor bank terdekat untuk dimintakan klarifikasi kepada Bank Indonesia atau mengajukan permohonan klarifikasi ke kantor Bank Indonesia terdekat;

- Melaporkan dugaan tindak pidana pemalsuan uang kepada kantor polisi terdekat.

Cara Melakukan Permintaan Klarifikasi atas Uang Rupiah yang Diragukan Keasliannya ke Bank Indonesia:

- Menyampaikan surat permintaan klarifikasi ke Bank Indonesia;

- Menyampaikan fisik uang rupiah yang diragukan keasliannya;

- Menandatangani berita acara serah terima fisik uang rupiah yang diragukan keasliannya;

- Menerima salinan berita acara serah terima fisik uang rupiah yang diragukan keasliannya.

Apa yang Harus Dilakukan jika Mendapatkan Uang Palsu dari Mesin ATM?

- Laporkan penemuan uang palsu tersebut secara tertulis ke bank bersangkutan sehingga bak dapat melakukan penelusuran di internalnya.

- Bank berkewajiban untuk merespons setiap pertanyaan yang diajukan oleh nasabah termasuk laporan yang disampaikan terkait temuan uang palsu di ATM.

Apabila masyarakat memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah atau pertanyaan lainnya seputar uang rupiah, masyarakat dapat langsung mendatangi kantor Bank Indonesia terdekat.

Atau, menghubungi layanan informasi publik Bank Indonesia Bicara 131 atau mengirim pertanyaan melalui email [email protected]. (*)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Wanita Muda Belanja Pakai Uang Palsu di Pasar Deprok Jatinegara, Beli Seprai Hingga Sosis

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved