Kamis, 2 Oktober 2025

Siswi SMP Bunuh Bocah

Bahas Remaja Bunuh Bocah, Tika Bisono Geram Orangtua Beri Gadget ke Anak: Ingat Kata Bill Gates

Bahas siswi SMP yang bunuh bocah, Psikolog Tika Bisono geram orangtua Indonesia banyak yang sudah beri gadget ke anak sejak bayi. Ini bahayanya.

Penulis: Ifa Nabila
YouTube Indonesia Lawyers Club
Psikolog Tika Bisono membahas fenomena siswi SMP berinisial NF yang membunuh bocah berinisial APA di Sawah Besar, Jakarta Pusat. 

TRIBUNNEWS.COM - Remaja berinisial NF (15) nekat membunuh tetangganya, APA (5), dengan cara sadis di Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2020).

Menanggapi hal itu, Psikolog Tika Bisono menyinggung soal faktor kemungkinan NF bisa melakukan hal keji tersebut, yakni kurangnya perhatian orangtua.

Tika kemudian membahas fenomena para orangtua yang sibuk sehingga lebih memilih memberikan akses gadget kepada anaknya.

Dilansir Tribunnews.com, hal ini diungkapkan Tika dalam tayangan unggahan YouTube Indonesia Lawyers Club, Rabu (11/3/2020).

Lantaran perilaku NF disebut tertutup dan jarang berinterksi dengan tetangga, Tika menyinggung soal peran orangtua dan pemberian akses gadget sejak dini.

Tika teringat ucapan pendiri Microsoft Corporation, Bill Gates, bahwa gadget idealnya diberikan pada anak ketika sudah berusia 14 tahun.

Baca: Soal Remaja 15 Tahun Pembunuh Bocah 6 Tahun, Ahli Sebut Soal Tanda-tanda Psikopat

Baca: 14 Hari Jalani Periksaan Kejiwaan di RS Polri, Remaja Pembunuh Bocah Dalam Kondisi Sehat

Sementara itu, bagi Tika, banyak sekali orangtua di Indonesia yang memberikan gadget sejak anaknya masih kecil tanpa peduli apa dampak jangka panjangnya.

"Saya selalu ingat apa kata Bill Gates, dia pernah bilang bahwa anak-anak tuh punya gadget (seharusnya) di umur 14 tahun," ungkap Tika.

"Apa yang terjadi di Indonesia, jauh di bawah 14 tahun sudah pada pegang gadget sendiri," sambungnya.

Bahkan orangtua di Indonesia juga sudah memberikan gadget pada anak yang masih bayi dan meninggalkannya untuk melakukan kesibukan lain.

Tika menceritakan pengalamannya di mana ia kerap melilhat bayi yang sudah memegang gadget di tempat umum bersama sang pengasuh, sedangkan orangtuanya sibuk sendiri.

"Bahkan saya sering melihat, anak-anak yang masih duduk di kursi bayi di restoran, itu depannya iPad, pembantunya ada padahal, tapi ibu-ibunya arisan sendiri," kata Tika.

Melihat hal tersebut, Tika pernah menegur sang pengasuh agar membawa bayi itu untuk bermain di taman, bukan terpaku pada gadget.

"Akhirnya saya terpaksa tegur si mbak-mbaknya 'Mbak, bawa keluar itu ada taman di luar, jangan main iPad'," ujar Tika.

Baca: Dokter Kejiwaan Periksa Siswi SMP Pelaku Pembunuhan Bocah 6 Tahun, Bongkar Respon Saat Ditanya Ini

Baca: Bermodalkan Gambar Kebencian, Pakar Mikro Ekspresi Sebut Siswi Pembunuh Bocah Simpan Luka Dalam

Tika geram dengan cara kebanyakan orangtua Indonesia yang mengandalkan gadget untuk 'mengasuh' anaknya.

Padahal, bagi Tika, gadget hanyalah mesin yang tidak bisa melatih pola interaksi sang anak.

"Dan ini di seluruh Indonesia, Bang Karni. Jadi anak-anak itu sudah terkespos mesin dan mesin itu enggak berinteraksi loh, enggak bisa jawab kalau ditanya," paparnya.

Tika mengungkap dampak dari penggunaan gadget sejak dini adalah melambatnya perkembangan otak kanan.

Hal ini menyebabkan sang anak tidak peka terhadap sekitar hingga tidak bisa membedakan mana perbuatan baik dan buruk.

"Jadi kecerdasan otak kanannya juga melambat dan ini sebenarnya cikal bakal untuk tahu etika baik dan buruk, yang bathil dan yang enggak bathil, (padahal) itu menurut saya harus dilatih dari sangat dini," tegasnya.

Dalam tayangan itu, Tika juga memberikan nasihat kepada Ratna dan Kartono selaku orangtua dari APA yang juga hadir di studio.

Tika berpesan bahwa anak seusia APA seharusnya tidak lepas dari pengawasan orangtua atau orang dewasa yang dikenal.

Berikut video lengkapnya:

Tika Sebut Kemungkinan NF Kurang Kasih Sayang

Dalam kesempatan lain, Tika mengungkapkan mengapa kemungkinan mengapa sosok NF bisa seperti mati rasa dan tidak ada empati.

Di antaranya kemungkinan kurangnya kasih sayang dari pihak keluarga.

Dilansir Tribunnews.com, hal ini diungkapkan Tika dalam PRIMETIME NEWS unggahan YouTube metrotvnews, Sabtu (7/3/2020).

"Penyebabnya bisa banyak ya, karena kita enggak bisa lihat hanya di ujung akibat. Kita harus melihat juga penyebab," ungkap Tika.

Tika merasa bagaimana remaja itu diperlakukan di rumah perlu diselidiki dan bisa jadi menjadi latar belakang tindak pembunuhan itu.

Terlebih NF disebut berprestasi dalam bidang olahraga sehingga apakah respons orangtua terhadap prestasinya sudah cukup memuaskan hatinya.

"Nah ini di rumah, si remaja ini sering diperlakukan seperti apa sih oleh keluarga?" tanya Tika.

"Dia katanya kan jago olahraga, sering (dapat) prestasi. Apakah dia juga sering dipuji atau di-tap 'Kamu hebat deh nak'," jelasnya.

Selain itu, Tika menyebut ada kemungkinan ibunda NF yang tampak pilih kasih di mana lebih memperlihatkan kasih sayang kepada APA.

"Dan dia melihat ibunya kan anak buahnya orangtua si 5 tahun, apakah ibunya ini ke si 5 tahun lebih hangat perlakuannya atau enggak?" ujar Tika.

"Saya sih mau berasumsi saja, bahwa dia menyaksikan ibunya lebih hangat ke si 5 tahun daripada ke dia yang di rumah," sambungnya.

Tak hanya itu, ada juga kemungkinan sang ibu memperlakukan NF dengan kurang baik lantaran sudah lelah bekerja.

"Dan apakah dia sumber disalah-salahkan misalnya karena ibunya capek kerja," imbuhnya.

Menurut Tika, segala perlakukan kurang baik dari pihak keluarga bisa membuat NF terbiasa sehingga ia bisa saja memperlakukan orang lain dengan buruk tanpa merasa bersalah.

"Nah itu secara emosional bisa numb, bisa kayak datar dan hilang, jadi yang dia lakukan sudah enggak bermasalah lagi bermakna atau enggak," ujar Tika.

Berikut video lengkapnya:

(Tribunnews.com/ Ifa Nabila)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved