Siswi SMP Bunuh Bocah
Reaksinya Tenang, Siswi SMP yang Bunuh Bocah 6 Tahun Diperiksa Kondisi Kejiwaan dan Kesehariannya
Polisi melakukan pemeriksaan kejiwaan pada siswi SMP berinisial NF (15) di Jakarta Pusat yang membunuh bocah berinisial APA (6), Kamis (5/3/2020).
TRIBUNNEWS.COM - Polisi melakukan pemeriksaan kejiwaan pada siswi SMP berinisial NF (15) di Jakarta Pusat yang membunuh bocah berinisial APA (6), Kamis (5/3/2020).
Remaja yang telah ditetapkan menjadi tersangka tersebut, diperiksa di RS Polri Kramat Jati, Jakarta timur, Minggu (8/3/2020).
NF mengakui kesalahannya, tapi reaksi yang ditunjukkannya di hadapan penyidik sangat tenang.
Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Heru Novianto mengatakan, untuk mengetahui kondisi kejiwaannya, tersangka diperiksa selama berjam-jam.
"Iya, karena kan pemeriksaan psikologis, dokternya ada di sana," ujar Heru, dikutip dari Kompas.com, Minggu.
Heru menyampaikan, hasil dari pemeriksaan NF tersebut tak bisa langsung diketahui.
Selain pemeriksaan kejiwaan, NF juga akan dilihat perilaku kesehariannya.

Diduga Alami Gangguan Kejiwaan
Diberitakan sebelumnya, psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani mengatakan, kemungkinan pelaku yang membunuh bocah 6 tahun tersebut mengalami gangguan kejiwaan.
Namun, semua itu bisa diketahui setelah adanya pemeriksaan kejiwaan pada pelaku.
"Mungkin bisa dilakukan pemeriksaan, sebetulnya dia mengalami gangguan apa," ujar Anna, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (7/3/2020).
Tak hanya kondisi kejiwaan dari pelaku, polisi juga perlu melakukan pemeriksaan kejiwaan pada keluarganya.
Baca: Punya Perilaku Tak Wajar, Siswi SMP yang Bunuh Bocah 6 Tahun Sering Lempar Kucing hingga Tusuk Kodok
Baca: Kasus Remaja Bunuh Bocah 6 Tahun, Kementerian PPPA: Diduga Terkait Pola Asuh dan Lingkungan
Menurutnya, banyak pelaku yang melakukan tindakan seperti ini berasal dari keluarga yang tidak akrab satu sama lain.
Bahkan, kemungkinan di dalam keluarganya banyak kekerasan yang dilakukan, sehingga emosi positifnya kurang berkembang.
Ia menyebut, pelaku mungkin menyesali perbuatannya, namun tidak terlihat.
"Merasa menyesal tidak selalu terlihat. Perilaku bisa dilihat, tetapi perasaan tidak bisa dilihat," ungkap Anna.

Ia juga setuju jika film disebut bisa memengaruhi perilaku seseorang.
"Jadi merasa, kekerasan adalah hal biasa saja. Namun, biasanya ini kembali ke bagaimana dia dalam kesehariannya," katanya.
Anna berujar, jika pelaku hidup di lingkungan yang penuh cinta, film tak bisa memengaruhi perilaku.
Perilaku Tak Wajar NF
Pelaku pembunuhan bocah berinisial APA (6) di Jakarta Pusat, NF juga memiliki kebiasaan yang tidak wajar.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus mengatakan, siswi SMP berinisial NF yang kini menjadi tersangka tersebut, mempunyai kebiasaan untuk membunuh hewan tanpa alasan yang jelas.
Ia menyampaikan, kebiasaan dari NF yang membunuh hewan tersebut sudah muncul sejak kecil.
"Sejak kecil pelaku senang bermain dengan binatang dan membunuh binatang dengan gampang," kata Yusri, dikutip dari Kompas.com, Minggu (8/3/2020).
Baca: Meski Cerdas, Anak ABG yang Bunuh Bocah 5 Tahun Rupanya Sering Siksa Binatang: Tusuk Katak Hidup
Baca: Kasus Remaja Bunuh Bocah, Politisi PKB Minta KPI Evaluasi Film Horor dan Kekerasan di Televisi
Menurutnya, pelaku mempunyai kegemaran untuk memelihara kucing.
Namun, NF diketahui sering melempar kucing tersebut dari lantai dua rumahnya.
"Dia mempunyai hewan kesayangan, hewan peliharaan kucing."
"Tapi kalau lagi kesal, (kucing) itu bisa juga dilempar dari lantai 2 (rumah tersangka)," ungkap Yusri Yunus.

Sebelumnya, ia menyebut, pelaku memperlihatkan kondisi yang tenang saat bertemu dengan penyidik.
"Tenang sekali dia. Jawabannya tenang dan santai. Itu berulang kali," ungkap Yusri, dikutip dari TribunJakarta.com, Minggu.
Selain itu, tersangka juga diketahui sering menyiksa binatang.
Baca: Siswi SMP Bunuh Bocah 6 Tahun karena Terinspirasi Film Horor, Ini Penjelasan KPAI dan Psikolog
Baca: KPAI: Perilaku Delinkuensi Remaja Pembunuh Bocah 6 Tahun Bisa Berasal dari Keluarga Tak Utuh
Menurut Yusri, NF melakukan penyiksaan saat dirinya tak senang.
Pelaku diketahui pernah menusuk-nusuk kodok hidup memakai garpu.
Tak hanya pada kodok, pelaku juga melakukan hal yang sama saat menemukan cicak.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Singgih Wiryono/Holy Kartika/Rindi Nuris Velarosdela) (TribunJakarta.com/Muhammad Rizki Hidayat)