Selasa, 30 September 2025

Radiasi Nuklir

Petugas Gabungan Lakukan Dekontaminasi, Pemkot Tangsel Sebut Evakuasi Warga Belum Diperlukan

Petugas gabungan lakukan dekontaminasi paparan radioaktif di Tangsel, Pemkot Tangsel sebut belum diperlukannya kegiatan evakuasi terhadap warga

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) mengambil sisa tanah yang mengandung zat radioaktif di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (16/2/2020). Pengambilan tanah tersebut akan dibawa ke Batan untuk diidentifikasi guna mengetahui paparan radioaktif di daerah tersebut melebihi batas atau tidak. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM - Tim Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dan Badan Pengawas Teknologi Nuklir (Bapeten) terus melakukan dekontaminasi terhadap temuan paparan tinggi radiasi nuklir di Perumahan Batan Indah, Tangerang Selatan.

Diberitakan sebelumnya, sumber yang merupakan limbah radioaktif jenis Cs 137 sudah berhasil diangkat.

Namun tanah dan pepohonan yang berada sikitar kawasan tersebut telah mengalami kontaminasi.

Sehingga tim gabungan ini harus melakukan kegiatan pembersihan unsur yang terkontaminasi tersebut.

Proses ini dilakukan, satu diantaranya mengangkut tanah yang tercemar radiasi zat radioaktif jenis Cs 137. 

Untuk keamanan warga proses dekontaminasi rencananya akan dilaksanakan selama 20 hari.

Hal ini disampaikan oleh Kabiro Hukum Humas dan Kerja Sama Batan, Heru Umbara.

"Jadi saya ini mungkin clean up diikuti dengan 28 pekerja dan kami bagi menjadi empat," ujarnya, dilansir YouTube Kompas TV, Senin (17/2/2020).

w
 Kabiro Hukum Humas dan Kerja Sama Batan, Heru Umbara (YouTube Kompas tv)

Masing-masing kelompok bekerja satu jam dan terdiri dari tujuh orang memasukkan tanah ke dalam drum.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, menyatakan belum diperlukan evakuasi terkait adanya radioaktif di permukiman warga.

"Tidak perlu ada evakuasi, karena tidak ada hal yang mencemaskan," ujarnya.

Benyamin menambahkan, warga penghuni kompleks Batan Indah dan masyarakat sekitar, sudah paham tentang penanganan awal potensi bahaya radiasi.

"Karena ini memang komplek Batan sehingga mereka memahami betul," kata Benyamin.

"Kemarin malah ada seorang warga yang punya alat, dan dicek radiasinya sudah normal," imbuhnya.

Lebih lanjut, Benyamin menuturkan belum ada hal-hal yang harus dilakukan secara khusus terhadap warga sekitar.

s
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davni (YouTube Kompas tv)

Senada dengan Benyamin, Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir Rumah Sakit MRCCC Siloam Semanggi, Hapsari Indrawati, juga mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir terkait radiasi nuklir ini.

"Kalau mengingat laporan dari pihak Bapeten bahwa sumbernya yang besar sudah diambil berarti daerah tersebut sudah aman."

"Sisanya mungkin hanya pada tanah-tanah yang kecil," terang dia.

"Itu sebenarnya tidak perlu ditakuti kalau dari pihak keamanan sudah memasang batas."

"Asal tidak melewati batas itu, aman," jelasnya.

Dikutip dari Kompas.com, penemuan limbah radioaktif bermula dari uji fungsi Bapeten pada 30-31 Januari 2020 lalu di sejumlah wilayah target pemantauan.

Baca: Lembaga Energi Atom Internasional Sebut 189 Insiden Nuklir dan Radioaktif Terjadi Di 2019

Adapun target uji fungsi meliputi wilayah Pamulang, Perumahan Dinas Puspitek, kawasan Muncul, Kampus ITI, Stasiun KA Serpong, dan wilayah terpapar radiasi yakni Perumahan Batan Indah.

Saat dilakukan pemantauan di lingkungan Perumahan Batan Indah, Bapeten menemukan paparan radiasi di area tanah kosong tepatnya di samping lapangan voli Blok J.

Padahal, awalnya saat dilakukan uji fungsi, secara umum beberapa wilayah termasuk Perumahan Batan Indah tersebut nilai paparan radiasi masih menunjukkan angka normal.

Mengenai kasus ini, Bapeten masih belum dapat menyimpulkan asal-muasal limbah tersebut yang biasa digunakan untuk keperluan industri.

Mengenal Zat Radioaktif Jenis Cesium (Cs) 137

y

Petugas dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) mengambil sisa tanah yang mengandung zat radioaktif di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (16/2/2020). Pengambilan tanah tersebut akan dibawa ke Batan untuk diidentifikasi guna mengetahui paparan radioaktif di daerah tersebut melebihi batas atau tidak. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Dikutip dari Tribunnews.com yang mengutip keterangan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS) atau Centers of Diseas Control and Prevention (CDC) pada laman resminya, menjelaskan Cs 137 dihasilkan dari proses fisi nuklir atau pembelahan inti nuklir di reaktor nuklir dan pengujian senjata nuklir.

Adapun Cs 137 bukanlah sebuah cairan, melainkan berbentuk bubuk kristal.

Bubuk Cs 137 biasanya dimasukkan ke dalam disk, batang, dan biji Lucite.

Sementara, sumber Cs 137 yang lebih besar diletakkan dalam wadah tertutup berbentuk tabung panjang atau wadah logam bundar kecil.

Baca: Fakta-fakta Limbah Radioaktif di Tangsel: Sengaja Dibuang hingga Memiliki Efek Fatal

Jika wadah Cs 137 dibuka, maka zat di dalamnya tampak seperti bubuk putih dan dapat bercahaya.

Tetapi, Cs 137 yang tersebar akibat adanya insiden di reaktor nuklir dan ledakan bom atom tidak dapat dilihat.

Dalam hal itu, Cs 137 telah berubah bentuk berupa debu, serta serpihan kecil dari puing-puing yang berjatuhan.

Zat radioaktif Cs 137 ini dapat ditemukan di lingkungan dari tes senjata nuklir yang terjadi pada 1950-an dan 1960-an dan dari kecelakaan reaktor nuklir. (*)

(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma/ Nidaul 'Urwatul Wutsqa, Kompas.com/Singgih Wiryono)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved