Banjir di Jakarta
Pasangan di Kelapa Gading Gelar Pernikahan saat Banjir, Tamu Datang Pakai Sendal dan Celana Pendek
Sepasang pengantin di Kelapa Gading melangsungkan pernikahan mereka di tengah banjir yang merendam sebagian wilayah DKI Jakarta, Kamis (2/1/2020).
TRIBUNNEWS.COM - Sepasang pengantin melangsungkan pernikahan mereka di tengah banjir yang merendam sebagian wilayah DKI Jakarta, Kamis (2/1/2020).
Mereka adalah pasangan Syifa Fauziah (22) dan Feri Eko Susanto (28).
Pasangan ini melangsungkan pernikahan di RT 3,RW 3, Kampung Rawa Indah, Pengangsaan Dua, Kelapa Gading Jakarta Utara.
Rencanaa pernikahan tersebut tetap dilanjutkan, mengingat mereka telah menyebar undangan kepada teman dan kerabat terdekat.
Dilansir YouTube Kompas TV, saat acara pernikahan berlangsung, terlihat banjir yang merendam wilayah Kelapa Gading itu masih belum surut.
Banjir masih menggenangi perumahan hingga sebetis orang dewasa.

Meski demikian, tak sedikit tamu yang datang ke acara pernikahan Syifa dan Feri ini.
Uniknya, para tamu undangan terlihat memakai sandal jepit saat datang ke tempat resepsi.
Tak heran jika mereka memilih sandal jepit daripada sepatu, mengingat untuk sampai ke tempat resepsi, para undangan harus melewati banjir terlebih dahulu.
Bahkan, beberapa dari mereka, ada yang menggulung celana untuk menerobos banjir.
Selain itu, ada juga yang memakai celana pendek untuk datang ke resepsi pernikahan.
Mengutip Kompas.com, rumah yang digunakan Syifa dan Feri untuk melangsungkan pernikahan, memang terendam banjir hingga kedalaman 90 sentimeter, akibat hujan deras yang mengguyur Jabodetabek pada Rabu (1/1/2020) kemarin.
Lokasi pernikahan pasangan ini berada di sebuah gang sempit yang hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki ataupun sepeda motor.
Jalan gang itu pun juga terendam banjir setinggi lutut.
Ibunda dari mempelai wanita, Samiih (40), menceritakan keluh kesahnya mengadakan pesta di tengah kondisi banjir.
Listrik padam dan tidak adanya air bersih cukup menyulitkan mereka melangsungkan acara tersebut.
Ia mengaku sulit untuk menyuci peralatan dapur dan tak bisa membuat kue karena kekurangan air bersih.
"Nyuci piring aja kagak ada airnya, mau bikin kue kagak ada air, pakai galon," ujar Samiih.
Meski begitu ia tetap senang bahwa acara tersebut masih bisa terlaksana ditengah banjir.
Sang mempelai laki-laki, Feri, mengaku tetap bersyukur tetap bisa melangsungkan pernikahannya meski saat banjir.
"Penginnya sih terang, ya tapi namanya cuaca disyukuri aja," kata Feri.
Ia mengatakan, cerita unik di hari pernikahannya ini bisa menjadi cerita bagi anak mereka nanti.
"Ya setidaknya hari ini bisa jadi cerita buat anak nanti," kata Ferry.
Sementara, Syifa menyebut pernikahan yang sudah mereka rencanakan sejak tujuh bulan itu, sudah tidak bisa lagi ditunda karena undangan sudah disebar.
"Kan kita udah nyebar undangan, jadi (kalau diundur) malu," ungkap Syifa.

Sekretaris Kelurahan Pegangsaan 2, Zainul Arifin mengatakan, pihaknya akan terus menyiagakan dua perahu karet yang ada bagi tamu kedua mempelai.
"Karena akses menuju TKP ini kita siapkan dua perahu ya pihak Pemprov DKI, kita harapkan sorean lagi, tamu-tamu akan berdatangan," kata Zainul.
Di sisi lain, para tamu undangan menyangka bahwa pernikahan tersebut akan batal.
Tapi ternyata acara tetap dilaksakan.
Untungnya saat acara berlangsung, cuaca cerah dan banjir tidak menggenangi rumah mereka.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Jimmy Ramadhan Azhari)