Banjir di Jakarta
Banjir di Cipinang Melayu Mulai Surut, Warga Butuh Bantuan Alat Pembersih Rumah dan Baju Layak Pakai
Banjir mulai suurt, warga yang berada di Cipinang Melayu mulai membersihkan rumah dari sisa lumpur yang terbawa banjir.
TRIBUNNEWS.COM - Banjir yang terjadi di sejumlah wilayah DKI Jakarta, kini sudah mulai surut.
Satu di antaranya di wilayah Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, sudah mulai surut, Kamis (2/1/2019) pagi.
Warga yang berada di Cipinang Melayu pun mulai membersihkan rumah dari sisa lumpur yang terbawa banjir.
Melansir Kompas.com, warga dibantu aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI), bergotong royong membersihkan sisa lumpur dan sampah yang hanyut bersama banjir, di antaranya sampah plastik, kasur, dan kayu.
Lurah Cipinang Melayu, Agus Sulaiman mengatakan, masih ada dua RW yang tergenang banjir.
Menurutnya, banjir di kawasan itu mulai surut sejak Kamis (2/1/2020) pukul 03.00 WIB.
"Sudah turun (banjir), sebagian besar turun, tinggal 2 RW yang masih kebanjiran, RW 3 dan 4," kata Agus di kawasan Cipinang Melayu, Kamis (2/1/2020).

Agus Sulaiman mengatakan, baju layak pakai yang tersedia di posko pengungsian di Masjid Universitas Borobudur tak mencukupi kebutuhan para pengungsi.
Sehingga para pengungsi banjir di kawasan Cipinang Melayu membutuhkan bantuan berupa baju layak pakai.
"Mungkin ada beberapa pakaian layak pakai yang kurang karena kondisi rumah terendam dan pakaian banyak yang tidak sempat dibawa," ungkap Agus, dikutip dari Kompas.com, Kamis (2/1/2020).
Seorang warga, Legiah mengaku tak mendapatkan pakaian layak pakai.
Ia mengatakan, para pengungsi biasanya berebut untuk mendapatkan pakaian yang disediakan di posko pengungsian.
Selain itu, Legiah mengaku tak sempat menyelamatkan barang-barang di rumahnya.
Bahkan, dia baru menyelamatkan ijazah milik anaknya pada Kamis pagi.
"Saya enggak bawa apa-apa, baju aja enggak. Kemarin cuma (baju) atasan saja yang dibawa," katanya.
"Di sini enggak dapat apa-apa, enggak kebagian mulu (pakaian yang dibagikan)," ungkap Legiah.

Sementara itu, warga Kalimalang juga mengungsi di Posko Universitas Borobudur bersama warga Cipinang Melayu, dan dari wilayah Jakarta Timur lainnya.
Data yang tercatat sampai Kamis (2/1/2020), posko ini sudah menerima 265 KK, 926 jiwa, 467 pria, dan 459 perempuan.
Yuda Tirta selaku Ketua Kampung Siaga Bencana mengatakan, ia dan timnya sudah menerima pengungsi di Posko Universitas Borobudur ini sejak pukul 10.00 WIB kemarin.
Ia mengungkapkan, warga akan terus berada di posko pengungsian sampai daerahnya dinyatakan bebas genangan air.
"Kami masih akan di sini sampai semua daerah dinyatakan bebas dari genangan," kata Yuda Tirta, dikutip dari Kompas.com, Kamis (2/1/2020).
"Karena di RT 4 RW 4 Jl. Nurul Iman masih ada genangan," jelasnya.
Ia mengatakan, kebutuhan makanan dan obat-obatan yang telah diberikan Dinsos, Dinkes, Mensos, dan TNI sejauh ini cukup.
Namun, ia bersama warga Jakarta Timur masih membutuhkan alat pembersih rumah setelah banjir.
"Yang kurang untuk saat ini kebutuhan pascabanjir, seperti karbol, sapu, pel untuk warga bersihin rumah mereka," ujar Tirta.
Sementara, seorang pengungsi, Jamila (29) mengatakan, selimut di Posko Universitas Borobudur masih kurang.
"Kalau untuk makanan memang cukup, enggak kurang sama sekali."
"Tapi kalau mau tidur selimut masih kurang," ujar Jamila.
Jamila yang sudah mengungsi sejak kemarin pukul 16.00 WIB ini mengatakan, pengungsian baru dibuka kemarin siang.
Sementara banjir sudah memasuki rumahnya sejak pukul 03.00 WIB.

Masih mengutip Kompas.com, Vila Nusa Indah di Gunungputri, Bogor, Jawa Barat yang diterjang banjir kini tertutup lumpur setinggi 10-20 sentimeter.
Meskipun banjir sudah surut, akses jalan di kawasan pertokoan Vila Nusa Indah masih sulit dilalui karena tumpukan lumpur.
Seorang warga Vila Nusa Indah, Agus (80) mengatakan, dirinya baru pertama kali merasakan bencana banjir sehebat kemarin.
"Saya tinggal tahun '85 di sini, tapi baru rasakan banjir ini," kata di.
Sementara, seorang warga dari Blok C Vila Nusa Indah, Nursifa mengatakan, dirinya terjebak dari Rabu (1/1/2020) pukul 08.00 WIB, dan baru bisa dievakuasi Kamis (2/1/2020) pukul 01.00 WIB.
"Pukul 01.00 baru bisa ke sini, ini juga selesai surut airnya," kata Nursifa.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Rindi Nuris Velarosdela/Tia Astuti/Singgih Wiryono)