Kamis, 2 Oktober 2025

Banjir di Jakarta

Balas Pendapat Menteri PUPR, Anies Baswedan Sebut Harus Ada Pengendalian Air dari Bogor

Anies Baswedan mengungkapkan untuk mengatasi banjir di wilayah kepemimpinannya harus ada pengendalian air dari Bogor sebelum masuk ke kawasan pesisir.

Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Kolase TribunNewsmaker - Kompas.com
Basuki Hadimuljono dan Anies Baswedan 

TRIBUNNEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengungkapkan untuk mengatasi banjir harus ada pengendalian air dari Bogor sebelum masuk ke kawasan pesisir.

Pernyataan tersebut diungkapkan dalam video yang diunggah di kanal YouTube Kompas TV, pada Rabu (1/1/2020).

Anies menuturkan apabila air yang berasal dari Bogor terus dibiarkan begitu saja masuk ke wilayah Jakarta maka banjir akan terus terjadi.

Tidak hanya itu Anies juga menjelaskan Kampung Melayu juga masih terdampak banjir yang cukup parah di bulan Maret, lalu.

Padahal wilayah Kampung Melayu menutur penuturan Anies sudah dilakukan normalisasi.

"Jadi selama air dibiarkan dari kawasan selatan masuk ke Jakarta, dan tidak ada pengendalian dari selatan maka apapun yang kita kerjakan di kawasan pesisir termasuk di Jakarta tidak akan bisa mengendalikan airnya," tutur Anies.

"Dan kita sudah menyaksikan di bulan Maret yang lalu di kawasan Kampung Melayu yang sudah dilakukan normalisasi itupun mengalami banjir yang cukup ekstrim," tambahnya.

Anies Baswedan menuturkan harus ada pengendalian air dari Bogor agar Jakarta terbebas dari banjir.
Anies Baswedan menuturkan harus ada pengendalian air dari Bogor. (Tangkap layar kanal YouTube Kompas TV)

Anies kemudian menegaskan kembali, harus ada proses mengendalikan air sebelum masuk ke wilayah Jakarta.

Saat ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mengerjakan dua bendungan, yakni Bendungan Ciawi dan Sukamahi.

Anies mengungkapkan dengan adanya dua bendungan tersebut, maka jumlah air yang akan masuk ke Jakarta lebih dapat dikendalikan.

Sehingga, diharapkan setelah dua bendungan baru itu selesai dibangun, Jakarta dapat terbebas dari banjir.

"Artinya kuncinya itu ada pada pengendalian air sebelum masuk ke kawasan pesisir," ucap Anies.

"Nah kita bersyukur, sekarang Kementerian PUPR sedang menyelesaikan dua bendungan."

"Dan kalau dua bendungan itu selesai maka volume air yang masuk ke kawasan pesisir bisa dikendalikan," lanjut dia.

"Kalau volume air yang masuk ke kawasan pesisir itu bisa dikendalikan, kita akan terbebas dari banjir," imbuhnya.

Anies Baswedan menjelaskan apabila dua bendungan yang sedang dikerjakan Kementerian PUPR selesai dibangun, Jakarta dapat terbebas dari banjir.
Anies Baswedan menjelaskan apabila dua bendungan yang sedang dikerjakan Kementerian PUPR selesai dibangun, Jakarta dapat terbebas dari banjir. ()

Anies mengatakan saat ini yang menjadi fokus Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah mengenai penanganan keselamatan warga terdampak banjir.

Sebelumnya, di kesempatan yang sama Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menjelaskan akan melanjutkan program normalisasi Sungai Ciliwung.

Saat itu, Basuki sedang meninjau ke lapangan terkait bencana banjir yang melanda Jakarta dan daerah sekitarnya.

Basuki melakukan peninjauan lapangan bersama dengan Anies serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Dikutip dari id.wikipedia.org, Sungai Ciliwung melintasi berbagai daerah seperti Kabupaten dan Kota Bogor, Kota Depok, hingga Jakarta.

Basuki menuturkan di Jakarta Sungai Ciliwung membentang sepanjang 33 kilometer.

Hingga saat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan normalisasi Sungai Ciliwung sepanjang 16 kilometer.

Menurut penjelasan Basuki, daerah yang dilintasi oleh 16 kilometer Sungai Ciliwung yang telah dinormalisasi tersebut saat ini masih aman dari banjir yang telah melanda beberapa daerah.

Namun, beberapa daerah dekat Sungai Ciliwung yang belum dilakukan normalisasi kondisinya sekarang tergenang oleh air.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menuturkan akan berkoordinasi dengan cepat oleh PemProv DKI Jakarta soal lanjutan program normalisasi Sungai Ciliwung.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menuturkan akan berkoordinasi dengan cepat oleh PemProv DKI Jakarta soal lanjutan program normalisasi Sungai Ciliwung. (Tangkap layar kanal YouTube Kompas TV)

Sehingga, Basuki menuturkan akan melakukan pertemuan untuk berdialog mengenai program lanjutan normalisasi Sungan Ciliwung.

"Sungai Ciliwung sepanjang 33 kilometer yang sudah ditangani normalisasi 16 kilometer," tutur Basuki.

"Di 16 kilometer kalau kita lihat aman dari luapan, tapi yang belum dinormalisasi tergenang."

"Nanti saya dengan gubernur akan diskusikan untuk membuat program itu," lanjutnya.

Koordinasi untuk mempercepat normalisasi Sungai Ciliwung akan dilakukan mengingat kini Indonesia telah memasuki musim hujan.

Hal tersebut akan dilakukan untuk mengurangi titik banjir di sejumlah daerah yang terdampak.

Sementara itu, proses evakuasi warga terdampak banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya masih terus dilakukan oleh petugas terkait.

Diketahui dari video yang diunggah di kanal YouTube Kompas TV, pada Kamis (2/1/2020) terdapat seorang balita yang menangis saat proses evakuasi dilakukan.

Proses evakuasi tersebut dilaksanakan di Perumahan Ciledug Indah I, Tangerang.

Saat itu petugas menggunakan kapal motor mereka menjemput satu keluarga yang masih terjebak di dalam rumah akibat banjir yang semakin tinggi.

Dalam video terlihat balita tersebut dievakuasi dari rumah menuju kapal motor menggunakan kolam anak yang berbahan dasar karet.

Didampingi oleh satu petugas dan satu anggota keluarganya, sang balita menangis setelah sampai di kapal motor yang digunakan untuk proses evakuasi.

Seorang balita menangis saat dilakukan proses evakuasi pada warga yang terdampak banjir di Perumahan Ciledug Indah I.
Seorang balita menangis saat dilakukan proses evakuasi pada warga yang terdampak banjir di Perumahan Ciledug Indah I. (Tangkap layar kanal YouTube Kompas TV)

Setelah sang balita berhasil dievakuasi, kini giliran sang ibu yang sudah berada di kapal motor petugas.

Serta satu anggota keluarga yang lain yang juga ikut dalam proses evakuasi kali ini.

Karena adanya batas muatan di dalam kapal motor petugas, proses evakuasi satu keluarga tersebut akan dilakukan kembali.

Terlihat ketinggian air di perumahan tersebut sudah mencapai dada orang dewasa.

Berdasarkan wawancara dalam video tersebut, warga yang dievakuasi mengaku telah terjebak di rumah sejak hari pertama banjir.

Warga itu juga menjelaskan Tim SAR baru sempat untuk menjemput dirinya dengan beberapa anggota keluarganya.

Hari sebelumnya, Tim SAR tidak dapat menuju ke rumah warga tersebut karena aliran air yang masih deras.

Seorang warga terdampak banjir di wilayah Ciledung, Tangerang mengaku banjir kali ini lebih parah dibandingkan kejadian di tahun 2002 lalu.
Seorang warga terdampak banjir di wilayah Ciledung, Tangerang mengaku banjir kali ini lebih parah dibandingkan kejadian di tahun 2002 lalu. (Tangkap layar kanal YouTube Kompas TV)

"Karenakan kemarin Tim SAR tidak ada yang berani ke belakang karena arusnya lagi deres," ungkap warga Perumahan Ciledug Indah I yang baru saja dievakuasi oleh petugas.

Selain itu, warga yang berhasil dievakuasi petugas menuturkan persediaan makanan di dalam rumah mereka telah habis.

Warga Perumahan Ciledug I itu berharap peristiwa banjir kali ini merupakan kejadian yang terakhir kali.

Pasalnya, tempat tinggalnya itu sudah tidak pernah terdampak banjir lagi sejak tahun 2002.

Dan menurutnya, banjir kali ini merupakan peristiwa yang paling parah dibandingkan dengan sebelumnya.

(Tribunnews.com/Febia Rosada Fitrianum)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved