Rusuh di Papua
Asrama Mahasiswa Papua di Jakarta Timur Mendadak Sepi, Ini Penyebabnya
Diketahui, penyebab Asrama Yahukimo sepi, lantaran sejumlah mahasiswa Papua di Jakarta pulang ke kampung halaman, yakni ke Papua.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi Asrama Yahukimo, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (29/8/2019) siang kemarin.
Saat ini suasana di Asrama Yahukimo Jakarta sepi lantaran mahasiswa Papua mendadak meninggalkan Jakarta.
Diketahui, penyebab Asrama Yahukimo sepikarena sejumlah mahasiswa Papua di Jakarta pulang ke kampung halaman yakni ke Papua.
Para mahasiswa Papua di Jakarta pulang kampung sejak kasus penyerangan mahasiswa asal Papua di Surabaya.
Baca: Hoaks soal Papua Dikendalikan dari Luar Negeri, Ini Kata Kepala BSSN
Baca: Pandangan Cak Imin soal Konflik di Papua
Berangsur-angsur, puluhan mahasiswa asal Papua di Asrama Yahukimo pergi tinggalkan Jakarta.
Hal itu terjadi sejak kerusuhan dan penyerangan terhadap mahasiswa asal Papua di Surabaya terjadi 18 Agustus lalu.
Kejadian ini diungkap pria berusia 21 tahun, Gideon Adil sebagai Ketua Paguyuban Mahasiswa Jabodetabek dan Bandung.
Ia mengatakan, mayoritas mahasiswa yang kembali ke Papua karena diminta oleh orangtuanya untuk tinggalkan Jakarta.
"Jumlahnya saya kurang tahu ada berapa. Tapi, total kami di sini ada 30 orang. Beberapa orang kadang-kadang menginap dan tinggal di asrama lain, dan ada pula yang disuruh pulang sama orangtuanya," ujar Gideon, saat ditemui, Kamis (29/8/2019).
Gideon enggan menyebutkan alasan beberapa mahasiswa itu kembali ke Papua.
Dia juga tak mengetahui secara pasti apakah mereka akan kembali ke Jakarta, atau melanjutkan hidup di tanah kelahirannya.
"Nanti saya kabari mereka lagi. Mungkin mereka melihat dinamika di sana (Papua) terlebih dahulu," katanya.
Kemarin kerusuhan kembali pecah di Deiyai dan Jayapura.
Gideon mengatakan, itu membuat perasaan mahasiswa Papua yang berada di Jakarta kian tak menentu.
Pasalnya, banyak pula teman-temannya yang ikut aksi di depan Istana Negara, Gambir, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Walaupun situasi di sekitar asrama saat ini cukup kondusif.
Kini tak lagi dijaga oleh aparat kepolisian seperti yang terjadi sejak 19 Agustus lalu, itu tak kurangi kekhawatiran mereka.
"Memang tidak ada lagi kepolisian yang datang mendadak ke asrama kami. Tapi, jujur saja, kami masih tidak tenang di sini," tutur Gideon.
Pantauan Warta Kota, beberapa mahasiswa terlihat melakukan aktivitasnya seperti biasa.
Terlihat ada yang bersantai, memasak, hingga asik menonton sebuah prrogram acara di televisi.
Tak ada pihak kepolisian yang mendatangi asrama tersebut.
Meskipun kerusuhan kembali pecah di Deiyai dan Jayapura, sejak Rabu (28/8/2019) kemarin.
Asrama Sempat Didatangi Polisi
Beberapa Asrama Papua yang tersebar di Jabodetabek didatangi pihak kepolisian.
Hal itu terjadi pasca insiden perusakan Bendera Merah Putih di Asrama Mahasiswa Papua, Surabaya, Minggu (18/8) lalu.
Tak terkecuali Asrama Mahasiswa Papua di Kramat Jati, Jakarta Timur.
Gideon M Adii (21) Ketua Paguyuban Mahasiswa Jabodetabek dan Bandung katakan asrama yang ditempati saat itu sekira 30 itu secara tiba-tiba didatangi polisi pada Minggu kemarin.
"Sempat membuat kami panik. Jadi kemarin jam 11 pagi kami lagi nonton live di televisi aksi spontan yang dilakukan di Jayapura dan Manokwari untuk menanggapi aksi rasis yang dilakukan anggota Polri, Satpol PP dan Ormas rekasioner di Surabaya," ungkap Gideon di lokasi, Selasa (20/8).
Ia mengungkapkan rombongan polisi datang dipimpin oleh Kapolsek Kramat Jati, Kompol Nurdin A R. Saat kapolsek mendatangi rumah itu, ia langsung masuk menuju pintu belakang.
Gideon pun menyatakan tak ada pihak dari RT maupun RW yang memberitahunya perihal kedatangan polisi yang mendadak tersebut.
"Kami panik lagi nonton, mereka tiba-tiba langsung masuk ke pintu belakang, anggota lainnya juga ikutan masuk"
"Kami kaget. Ini sangat-sangat tidak bagaimana ya. Karena dilakukan tanpa sepengetahuan pengurus setempat seperti RT, RW, Lurah atau Camat," jelasnya.
Gideon melanjutkan pertemuan itu ialah perintah dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang instruksikan lakukan pemantauan di sekitar setiap Asrama Papua se-Jabodetabek.
"Yang dibicarakan katanya dari Kapolri diminta untuk memantau mahasiswa Papua di Jabodetabek"
"Jadi semua Asrama Papua didatangi pihak kepolisian dan jangan sampai ada tindakan seperti itu. Mereka mengawasi," tutur Gideon.
Para mahasiswa di asrama tersebut kemudian merespons baik.
Mereka menyatakan tak akan terprovokasi atas kejadian insiden di Surabaya yang memicu kerusuhan di Manokwari. (abs)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul MENDADAK Mahasiswa Papua Meninggalkan Jakarta, Asrama Yahukimo Langsung Sepi, Ini Penyebabnya