Kronologis Siswi SMK di Bekasi Dikeroyok Seniornya Karena Dituduh Pelakor
Ketiganya melakukan pengeroyokan terhadap GL di taman dekat Polder Perumahan Danita di Jalan Irigasi, Bekasi Timur.
GL trauma tak mau masuk sekolah
GL masih merasa takut dan trauma setelah pengeroyokan tersebut.
Putri dari pasangan Ali Sadikin dan Eko Susanti ini memang sempat masuk sekolah setelah dikeroyok.
Namun, GL merasa tidak nyaman ketika dirinya merasa diikuti oleh A.
GL yang merasa trauma itu pun hingga kini memilih untuk tidak bersekolah.
"Waktu masuk sekolah (setelah kejadian) diikutin terus sama si A (pelaku) dia kakak kelas, diliatin gitu enggak ngancem si cuma saya takut," ungkap GL.
Ia saat itu juga belum melaporkan kejadian pengeroyokan kepada pihak guru maupun orangtuanya. Karena merasa tiak aman, GL malah tidak mau masuk ke sekolah dengan alasan sakit.
"Sering kepikiran, takut diluar diincar lagi, belum berani keluar makanya," ungkapnya.
Luka fisik akibat pengeroyokan sejauh ini sudah berangsur pulih, ketika ditanya apakah masih mau lanjut bersekolah ditempatnya saat ini, GL mengaku belum tahu sama sekali meski banyak teman kelas membujuk agar dia kembali masuk sekolah.
"Enggak tau dah (pindah sekolah), banyak (teman) yang nyuruh masuk juga, tapi masih takut, udah enggak sakit si cuma traumanya aja suka nyesek," jelas dia.
Sementara itu, Ayah GL, Ali Sadikin mengatakan, anaknya cendrung lebih murung setelah menjadi korban pengeroyokan.
GL, kata dia, juga kerap mengurung diri di dalam kamar belakangan ini.
"Jadi sering ngigau, teriak-teriak gitu kaya orang nangis," terangnya.
Ayah lapor polisi
Ali Sadikin mengaku baru mengetahui anaknya jadi korban pengeroyokan usai melihat video yang tersebar di aplikasi whatsapp. Sebab, setelah kejadian sampai orangtunya tahu, korban lebih memilih diam dan menutup diri tanpa berbicara perihal masalah yang tengah dialami.