Mayat dalam Lemari
Kronologi Pembunuhan Pemandu Lagu di Mampang Prapatan, Berawal Dari Adu Mulut Hingga Pelarian Pelaku
Pembunuhan pemandu lagu Ciktuti Iin Puspita (22) yang mayatnya disimpan dalam lemari di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, bermula dari cekcok mulut.
Sesaat kemudian, beberapa orang masuk dan melihat setiap penumpang bus.
Tidak ada yang luput dari pengawasan.
Hingga akhirnya beberapa orang itu meminta YAP dan NR turun.
Rupanya mereka adalah anggota polisi yang berhasil melacak keberadaan YAP dan NR.
Tanpa perlawanan, keduanya digiring ke Mapolres Merangin.
Keduanya tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (22/11/2018) siang kemudian dilanjutkan ke Mapolrestro Jakarta Selatan.
Turun dari mobil, keduanya tertunduk.
Namun, wajah mereka tampak datar.
Di depan kamera wartawan, YAP tampak lebih santai.
Sementara, NR yang memiliki tato di bagian tangan, menunjukkan wajah tegang.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar mengungkapkan, kedua pelaku kini sudah ditetapkan sebagai tersangka setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan awal.
"Mereka mengaku melakukan pembunuhan itu kemudian hendak melarikan diri ke rumah kerabat YAP di Padang. Saat melintas di wilayah Jambi, keduanya ditangkap tanpa perlawanan," kata Kombes Indra.
Dari pengakuan pelaku, motif pembunuhan terkait masalah uang tip.
Cekcok awal terjadi antara NR dan Iin yang merupakan seorang rekan kerja sesama pemandu lagu.
Sementara, YAP yang lebih aktif melakukan penganiayaan kepada Iin.