Polisi Kantongi Identitas Terduga Pelaku Pembunuhan Pelajar MTs di Depok
"Kami masih lidik dan dalami lagi, meski dugaan pelakunya sudah kami kantongi. Doakan saja semua cepat terungkap," kata Bintoro, Senin (8/10/2018).
Seperti diketahui jenasah Ali pertama kali ditemukan oleh warga sekitar yang sedang mencari rumput di sekitar lokasi kejadian.
Saat ditemukan, jenasah korban mengenakan baju kaos biru dan celana panjang cokelat berupa celana pramuka.
Selain itu, kata Bintoro, saat itu darah mengering masih tampak di leher korban yang diketahui menderita luka sayatan atau robek.
Juga ada luka sayatan senjata tajam di tangan kanannya.
Ia menerangkan pihaknya sudah meminta keterangan keluarga korban yang merupakan warga Cinangka, Sawangan, tak jauh dari jenasah ditemukan.
Kedua orangtua korban, Sumarno (48) dan Ama.
Menurut ayah korban, katanya, Sabtu sekitar pukul 09.30, Ali sempat pulang ke rumah usai mengikuti kegiatan pramuka di sekolah.
"Ia mengganti baju pramuka dengan kaos biru, dan tetap memakai celana panjang pramuka, lalu pamit keluar rumah untuk bermain," katanya.
Saat pergi Ali membawa ponsel Xiaomi miliknya, dan ponsel tersebut hilang saat jenazahnya ditemukan.
Sementara ayah Ali, Sumarno berharap polisi segera membekuk pelaku yang membunuh anaknya.
Sumarno yakin anaknya menjadi korban pembunuhan para pelaku yang hendak menguasai HP milik anaknya.
"Kejam sekali pelaku yang membunuh anak saya. Anak saya meninggal secara tragis. Saya tidak sanggup lihat kondisi anak saya yang jenasahnya ditemukan di pinggir kali dengan penuh darah di leher dan badannya. Apalagi katanya urat nadi di leher dan tangan kanan anak saya sudah putus," papar
Sumarno berkaca-kaca saat memberi keterangan ke penyidik.
Ia menerangkan sebelum anak sulungnya itu ditemukan tewas sekira pukul 11.00, Sabtu (6/10/2018), Ali sempat pulang ke rumah sekira pukul 09.30.
"Dia ganti baju pramuka dengan kaos. Tapi celananya masih celana panjang Pramuka warna coklat. Dia sempat meminta uang jajan ke saya Rp 10 Ribu, katanya mau main futsal sama teman-temannya," kata Sumarno yang bekerja sebagai pengojek online.
Saat itu kata Sumarno ia meminta anaknya menunggu sebentar di rumah, karena dirinya terburu-buru menjemput pelanggan ojeknya.