Selasa, 30 September 2025

Setelah Ganjil Genap, Pemerintah Kaji Tiga Program Rekayasa Lalu Lintas di Jabodetabek

Setelah ganjil-genap, saat ini pemerintah tengah menyiapkan program lainnya untuk mengurangi kemacetan di kawasan Jabodetabek.

Editor: Sanusi
Apfia Tioconny Billy
Kepala BPTJ Kementerian Perhubungan, Bambang Prihartono dan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPTJ) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra Zuna di acara FMB 9, Kamis (27/9/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah ganjil-genap, saat ini pemerintah tengah menyiapkan program lainnya untuk mengurangi kemacetan di kawasan Jabodetabek.

Kepala Badan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan, Bambang Prihartono menyebutkan ada tiga program. Pertama, ramp meter, jadi nantinya pintu tol akan ditutup ketika kondisi jalan tol sudah penuh.

"Ada macam-macam, pertama kalau tol macet pintu tol bisa ditutup, jadi gak bisa masuk (ramp meter) nanti saat sudah sepi terbuka lagi," kata Bambang saat ditemui di kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Kamis (27/9/2018).

Rencana kedua, adalah dynamic pricing atau peningkatan tarif tol saat tol macet dan yang ketiga adalah electronic road pricing (ERP) yaitu jalan berbayar yang diberlakukan di jalan non tol atau arteri.

"Semakin macet tol, tarif tol akan dinaikan (dynamic pricing) jadi tarifnya progresif saat sepi turun lagi, kemudian yang jalan non tol nama ERP, itu juga kalau makin macet bayarnya makin tinggi," ungkap Bambang.

Mengenai waktu implementasinya, Bambang menyebutkan sekitar dua tahun lagi karena pemerintah masih fokus terlebih dulu kepada penerapan ganjil genap.

"Kapan itu dilakukan? Kita lakukan setelah ganjil genap selesai, ganjil genap ini kan hanya sementara ya satu tahun dua tahun setelah itu kita bicara ERP," papar Bambang.

Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra Zuna mengatakan pembatasan kendaraan di tol memang sangat diperlukan untuk selain untuk mengurangi kemacetan juga untuk menjaga kondisi jalan.

Mengenai tarif yang akan diterapkan Herry menyebutkan saat ini masih dilakukan kajian awal belum sampai ke bahasan tarif yang nantinya akan diberlakukan.

Namun, dipastikan besarannya akan disesuaikan dengan kesediaan pengguna jalan dan juga tidak terlalu murah, karena pembatasan kendaraan tersebut juga bertujuan agar masyarakat beralih menggunakan transportasi umum.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved