Lebaran 2018
Lebaran di Kampung Sawah dan Kue Jadul Khas Betawi
Sejak dahulu kala, warga di Kampung Sawah sudah hidup harmonis meski berbeda agama, baik Islam, Protestan maupun Katolik.
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Kampung Sawah, kampung di pinggiran Kota Bekasi ini selalu punya cerita tersendiri khususnya soal kerukunan umat beragama dan toleransi.
Kampung ini sudah tenar dengan Kampung Betawi yang warganya berbeda-beda keyakini.
Kerukunan antar warga disana terus dijaga hingga kini.
Sejak dahulu kala, warga di Kampung Sawah sudah hidup harmonis meski berbeda agama, baik Islam, Protestan maupun Katolik.
Lebaran tahun ini, Tribunnews.com menyempatkan diri merayakan Lebaran hari pertama, Jumat (15/5/2018) di kediaman KH Rahmaddin Afif (73).
Baca: Warga Antre untuk Bersalaman dengan JK
Pria yang biasa disapa Abah ini menerima siapa saja setiap tamu untuk bersilaturahmi ke rumahnya.
Selain dikenal sebagai tokoh betawi dan tokoh masyarakat, Abah juga menjabat sebagai Ketua MUI di Jati Melati, Bekasi.
Kediaman Abah sangat mudah ditemui, letaknya di pinggir jalan raya Kampung Sawah tidak jauh dari Gereka Kristen Pasundan dan Gereja Katolik ST Servatius.
Areal rumah Abah ada di dekat Masjid Agung Al Jauhar Yasfi.
Rumahnya sangat khas karena bernuansa hijau ditambah dengan pepohonan yang asri.
Beberapa hewan peliharaan sang empunya rumah yakni ayam-ayam kampung dibiarkan berkeliaran.
Dengan hangat, Abah yang menggunakan baju gamis putih langsung mempersilahkan masuk.
Ruang tamu rumahnya sangat besar, para tamu bebas memilih duduk di sofa atau lesehan.
Menengok kudapan yang tersedia, sudah pasti Abah menyajikan makanan khas Betawi.
Jangan heran jika di meja tamu tidak ada suguhan nastar atau kue-kue kekinian lainnya.
"Silahkan ini semua khas Betawi. Di sini (Kampung Sawah) pasti tuan rumah menyugukan biji ketapang, kembang goyang, keripik bawang, sampai dodol betawi," kata Abah sambil membuka beberapa toples di meja tamunya.
Abah menceritakan, Hari Raya Idul Fitri selalu disambut dengan sukacita oleh umat Muslim termasuk masyarakat Betawi di Kampung Sawah.
Beberapa minggu sebelum Lebaran, biasanya warga sibuk membuat penganan jadul khas betawi yang bakal disajikan untuk tamu di hari istimewa.
"Rata-rata kue betawi buat sendiri. Sejak zaman dulu kalau sudah mau Lebaran pasti warga disini sibuk bikin kue. Waktu saya kecil, di genteng-gendeng sudah warna-warni kue dan kerupuk dijemur," kata Abah.
Tribunnews mencicipi kue biji ketapang. Bagi masyarakat Betawi, Lebaran belum lengkap tanpa kehadiran biji ketapang. Kue ini berbahan dasar tepung terigu dan kelapa, rasanya perpaduan antara manis dan gurih.
Ada juga kembang goyang. Sesuai namanya, kue ini berbentuk seperi bunga, rasanya renyah dan manis. Kemudian ada juga keripik bawang, mirip dengan keripik yang biasa disajikan saat makan mie ayam.
Kalau ada biji ketapang, kata Abah pasti selalu ada pasangannya yakni akar kelapa. Keduanya sama-sama dibuat dari tepung beras.
"Sebelas duabelas, rasanya sama, manis dan gurih. Biasanya ada juga tape uli, tapi tahun ini tidak bikin," terang Abah.
Terakhir Abah mengeluarkan suguhan penutup, dodol betawi yang berwarna hitam kecoklatan. Dodol asli betawi ini sangat legit dan tidak terlalu manis.