Kata Sandi soal Besarnya Dana Pembangunan JPO

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno angkat bicara seputar mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk mendanai pembangunan 12 jembatan penyeberangan orang (JPO).

Sandi mengatakan mahalnya biaya tersebut dikarenakan pembangunan dilakukan mulai dari nol, dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memudahkan penggunanya.

Baca: Anggota DPRD asal NTT Diduga Tampar Petugas Ground Handling Bandara Ngurah Rai

"Angka sebesar itu adalah kalau JPO dibangun baru dari nol dengan lift, dan eskalator, dan sesuai dengan standar yang sangat tinggi," ungkap Sandiaga di Balai Kota Jakarta, Rabu (2/5/2018).

Ia menuturkan bahwa rancangan proyek pembangunan JPO yang diusulkan Dinas Bina Marga masih dalam tahap pembahasan untuk mematangkan kesiapan.

Namun, Pemprov DKI akan lebih mengutamakan revitalisasi jembatan lama untuk dapat berfungsi dengan semestinya dan layak digunakan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga menginstruksikan, untuk sekarang cukup memperbaharui fasilitas JPO yang ada, dan pihak Dinas Bina Marga saat ini sedang melakukan kalkulasi terkait biaya yang mesti digelontorkan.

"Kami cenderung dalam pembahasan di tim, pak Anies juga setuju, bahwa yang sekarang ada cukup direvitalisasi dan ini sedang dihitung kembali oleh tim dari Dinas Bina Marga," paparnya.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berjanji merevitalisasi 12 jembatan penyeberangan orang (JPO) dengan konsep kekinian. Rencananya JPO ini bakal dilengkapi fasilitas-fasilitas mewah yang tak ada di JPO Ibu Kota sebelumny.

Proyek ini akan dimulai dengan merevitalisasi tiga JPO, yaitu di Ratu Plaza, Stadion Utama Gelora Bung Karno, dan Polda Metro Jaya.

Pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno siap menghamburkan Rp 56 miliar untuk ketiga JPO itu.

Dalam dokumen estimasi rencana anggaran biaya (RAB) yang diterima pewarta dari Sandi, total biaya revitalisasi tiga JPO ini sebesar Rp 56.383.065.000.