Guru SD Pademangan Timur 1 Ikhlas Tiga Anaknya Jadi Korban Jiwa di Tol Cipali
Tiga kakak beradik menjadi korban meninggal dunia dalam kecelakaan di Tol Cipali, Indramayu, Jumat (1/9/2017) malam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga kakak beradik menjadi korban meninggal dunia dalam kecelakaan di Tol Cipali, Indramayu, Jumat (1/9/2017) malam, berikut paman dan bibi mereka.
Mereka adalah Shabira (18), Yasin (15), dan Fauza (3). Mereka anak dari pasutri Saefudin (48) dan Siti Atisah (46) warga Perumahan Pondok Sukatani Permai Jalan Semangka VI, RT 12, RW 18, Kelurahan Sukatani, Tapos, Depok yang mengalami luka-luka.
Dua orang meninggal lainnya adalah adik kandung dan adik ipar Siti Atisah yakni pasutri Sabar Harianto (40) dan Siti Juhriah (43).
Sementara anak Sabar dan Siti, Qonitah (11) juga selamat dan mengalami luka-luka serta masih dirawat di RS Subang.
Korban selamat dan luka lainnya adalah Sumayah (16), saudara kandung dari tiga kakak beradik yang meninggal dunia.
Mereka berada di satu mobil Toyota Kijang 711 UOZ. Saefudin mengaku ikhlas dan pasrah dengan kejadian yang menimpanya.
Menurutnya ia merupakan pegawai negeri sipil (PNS) Pemprov Jakarta, yakni sebagai guru di SDN Pademangan Timur 1, Jakarta.
"Saya guru kelas VI di SDN Pademangan Timur. Sementara istri saya, guru mengaji di Sukatani, Tapos ini," kata Saefudin kepada Warta Kota, Sabtu (2/9/2017) sore.
Kepalanya yang terluka tampak masih dibalut perban. Wajahnya kelihatan berupaya tegar dengan apa yang dialaminya ini.
"Ketiga anak saya yang meninggal, baru saja dimakamkan di TPU Tapos, habis Azhar tadi," katanya.
Sementara istrinya yang mengalami luka parah di kepala, kini sudah dirujuk ke RS Sentra Medika Cimanggis dari RS Mutiara Hati, Subang.
Sedangkan anak keduanya Sumayah, yang mengalami luka patah tulang tangan kanan dan memar di wajah, kini berada di rumah untuk menjalani rawat jalan.
Saefudin mengaku tak ada firasat apapun sebelum peristiwa yang merenggut nyawa tiga anaknya ini terjadi.
Sumayah menuturkan rombongan mereka baru saja dari Cirebon dan hendak pulang menuju Jakarta atau Depok.
"Rombongan ini baru menjemput saya dan adik saya Yasin yang selama ini mondok di Ponpes Al Hikmah di Bobos, Cirebon," kata Sumayah kepada Warta Kota di rumahnya, di Tapos, Depok, Sabtu (2/9/2017) malam.
Menurut Sumayah, ia dan adiknya itu sakit sehingga rencananya akan dirawat berobat di Depok atau Jakarta.
"Saya ada masalah di tulang belakang dan tulang ekor, sementara adik saya Yasin sakit kandung kemih," kata Sumayah.
Ia sesekali meringis menahan sakit di tangan kanannya yang patah dan masih dibalut papan penyangga.
Selain itu kata Sumayah dari Jakarta, kedua ayah dan ibunya bersama paman bibinya serta adik mereka Fauza yang masih balita atau 3 tahun dan keponakan mereka Qonitah (11).
"Sedangkan kakak saya Sabira, kan mondok di Ponpes di Solo. Ia dari Solo ke Cirebon ke Pondok Pesanten saya dan janjian di sana untuk sama-sama pulang ke Tapos, Depok mumpun liburan," katanya.
Namun takdir berkata lain dalam perjalanan mobil yang mereka tumpangi kecelakaan.
"Tiga orang kakak dan adik saya meninggal dunia. Juga paman dan bibi," katanya lirih.
Sejumlah tetangga, kerabat serta rekan Sumayah bekat satu SMP tampak terus mendampingi Sumayah dan mencoba menghiburnya.
Tak jarang, Sumayah kerap meringis dan mengeluh kesakitan di tangannya yang patah dan masih dibakut dua papan penyangga. "Terasa makin sakit tangan saya. Pengennya papan pengangganya dibuka, tapi gak boleh," keluh Sumayah dengan wajah lelah bercampur duka.