Cegah Kantuk Sopir dan Kondektur Bus Nekat Gunakan Sabu
Seorang sopir beserta kondektur PO Bejeu jurusan Jepara-Jakarta, dan pengedar narkoba diringkus Satres Narkoba Polrestabes Semarang, Selasa (6/6/2017)
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Seorang sopir beserta kondektur PO Bejeu jurusan Jepara-Jakarta, dan pengedar narkoba diringkus Satres Narkoba Polrestabes Semarang, Selasa (6/6/2017).
Mereka ditangkap saat sedang bertransaksi narkoba jenis sabu di Halte BRT Terminal Mangkang pada tanggal 5 Juni 2017 dini hari.
Di hadapan petugas, sopir bus, Adi Sanjaya (26) warga Cinde mengaku membeli barang haram itu saat perjalanan dari Jakarta menuju Jepara.
Sesampainya di Kota Semarang, ia mampir di halte BRT yang berada di Mangkang.
"Dari Jakarta saya belum memakai sabu. Saya mengangkut 32 penumpang dari Jakarta. Lalu sesampainya di Semarang saya mampir di halte BRT Mangkang untuk membeli Sabu dari Anggi Sri Feryanti (24) alias Gendut seharga Rp 400 ribu," tuturnya.
Rencananya sabu yang dibelinya dikonsumsi bersama kondekturnya bernama MS di kosnya yang berada di Jepara. Sabu dikonsumsinya saat akan berangkat menuju Jakarta.
"Sesampainya di kos saya tiduran dulu. Pas mau berangkat baru digunakan sama kondektur," ujarnya.
Adi mengaku dua tahun mengkonsumsi narkoba. Setiap menggunakan sabu, ia mampu mengenderai bus pulang pergi (PP) Jepara-Jakarta.
"Satu paket saya bisa nyopir Jepara-Jakarta PP. Dari Jepara Grinsing dibawa teman, saya dari Grinsing menuju Cikampek," ujarnya.
Ady mengatakan tidak mengantuk saat menggunakan sabu.
Bahkan ia mampu berkendara selama tujuh jam. "Efeknya biasa saja cuma kuat melek. Pandangan mata tidak kabur," tuturnya.
Kondektur bus Mohammad Shoffi, mengatakan menggunakan barang haram tersebut diajak oleh Adi. Ia menggunakan sabu sebanyak dua kali.
"Saya cuma diajak. Saya baru dua kali menggunakan. Rasanya sama saja karena belinya sedikit dan digunakan bersama," tuturnya.
Pengedar narkoba Anggi (24) mengatakan mendapatkan sabu dari bandar yang berada di daerah Jrakah Kecamatan Tugu. Ia hingga saat ini belum pernah ke rumah bandar.
"Untuk bertransaksi bandar selalu menghampiri saya di kos. Saya baru dua kali nyuplai sabu ke sopir tersebut. Saya tidak dapat komisi, cuma dikasih gratis memakai," ujarnya.