Tim Sinkronisasi: Membongkar Pulau Reklamasi Menimbulkan Bencana Lingkungan Lebih Lanjut
"Kalau kita membongkar pulau itu kerusakan lebih gawat lagi, karena harus memindahkan," ujar Marco di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Penulis:
Taufik Ismail
Editor:
Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota tim sinkronisasi yang juga merupakan pakar perkotaan, Marco Kusumawijaya mengatakan pulau reklamasi yang sudah jadi tidak mungkin dibongkar, lantaran akan semakin merusak lingkungan.
Oleh karena itu menurut Marco, terkait pulau reklamasi yang sudah terlanjur jadi, gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta terpilih, Anies Baswedan - Sandiaga Uno menginstruksikan kepada tim sinkronisasi untuk merubah peruntukannya saja.
"Kalau kita membongkar pulau itu kerusakan lebih gawat lagi, karena harus memindahkan," ujar Marco di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, (17/5/2017).
Menurutnya Reklamasi tidak hanya merusak lingkungan tempat pulau itu dibuat. Melainkan juga lingkungan sumber pasir yang digunakan untuk mengurug pulau. Begitu juga sebaliknya, ketika membongkar pulau, tempat pasir dibuang juga akan mengalami kerusakan.
"Orang suka tidak sadar bahwa sebetulnya yang menjadi damapk negatif, bukan hanya jakarta tapi tempat mengambil pasir dan seringkali di provinsi lain, dan tempat membuang lumpur," katanya.
Oleh karena itu untuk pulau yang kadung sudah jadi, tim sinkronisasi Anies Sandi berencana untuk mengganti peruntukannya saja. Pulau yang tadinya akan digunakan untuk kepentingan komersial akan digunakan untuk kepentingan publik.
Sementara pulau yang belum jadi akan dihentikan perizinannya. Untuk diketahui dari 17 pulau reklamasi di Teluk Jakarta, empat diantaranya sudah jadi yakni Pulau, C,D,G, dan N. Hanya saja Pulau N bukan pulau reklamasi yang diperuntukkan untuk komersial melainkan pelabuhan.