Senin, 6 Oktober 2025

Sandiaga Uno: Standar Ahok Untuk Warga Jakarta Sudah Tinggi

"Standar yang sudah dicapai Pak Basuki yang sekarang sudah tinggi, tandanya warga menginginkan yang lebih tinggi,"

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Ferdinand Waskita
Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno dalam acara Milad ke-19 PKS, Hotel Grand Sahid, Jakarta, Minggu (30/4/2017). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno membantah puisi yang dibacakannya bersama Anies Baswesan dalam acara PKS menyinggung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Sandiaga dan Anies membaca puisi karya Taufiq Ismail berjudul "Membaca Tanda-Tanda.

"Enggak ada (menyinggung)," kata Sandiaga di acara Milad ke-19 PKS, Hotel Grand Sahid, Jakarta, Minggu (30/4/2017).

Sandiaga mengatakan puisi tersebut dipilih panitia Milad PKS.

Menurut Sandiaga, puisi itu berkaitan dengan pemimpin yang harus mengetahui keinginan rakyat.

"Kebetulan mandat kami di Jakarta adalah menghadirkan lapangan kerja yang lebih baik, pendidikan yang lebih baik, dan standar yang sudah dicapai Pak Basuki yang sekarang sudah tinggi, tandanya warga menginginkan yang lebih tinggi," kata Sandiaga.

Selain itu, Sandiaga mengatakan Taufiq Ismail memberikan inspirasi selama masa kampanye.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan dan Sandiaga Uno membacakan puisi dalam acara Milad ke-19 PKS di Hotel Grand Sahid, Jakarta.

Anies mengaku baru pertama kali membacakan puisi di acara PKS.

Keduanya diminta membaca membacakan puisi Taufiq Ismail berjudul "Membaca Tanda-tanda".
Anies mengatakan puisi tersebut bukan dirinya yang memilih.

Anies menjelaskan, bahwa puisi tersebut sangat sarat akan kritik tentang kondisi bangsa saat ini, termasuk ibukota DKI Jakarta.

"Ketika kami membaca dan merenungkan, puisi ini sangat kental akan makna. Utamanya tentang kondisi bangsa kita, dan DKI Jakarta khususnya," ujar Anies usai membaca puisi di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Minggu (30/4/2017).

Anies merasa sudah diingatkan PKS melalui pemilihan puisi tersebut.

"Jujur, kami tidak memilih puisi ini. Puisi ini dipilihkan oleh PKS, kami hanya membacakannya saja. Nampaknya PKS sedang mengirimkan tanda-tanda, mungkin ini sebagai tanda-tanda perubahan untuk Jakarta," katanya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved