Selasa, 30 September 2025

Pilgub DKI Jakarta

JQH NU Jakarta Gelar Halaqah untuk Minimalisir Isu SARA Hadapi Pilkada

Maraknya isu SARA dalam hajatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di DKI Jakarta telah membuat resah masyarakat Jakarta.

Editor: Hasanudin Aco
Ist/Tribunnews.com
Halaqah Pengurus Wilayah Jam'iyyatul Qurra' wal Huffazh (JQH) NU DKI Jakarta dengan tema: Menyikapi Isu SARA dalam Pilkada DKI Jakarta di Diraja Hotel, Jakarta, Minggu (12/3/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maraknya isu SARA dalam hajatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di DKI Jakarta telah membuat resah masyarakat Jakarta.

Isu SARA yang dimainkan seperti kian membabi-buta dan menabrak sendi-sendi kerukunan hidup masyarakat.

Sebagian masyarakat menilai bahwa isu SARA dihembuskan secara sengaja demi menciptakan rasa tidak aman dan tidak nyaman bagi orang-orang yang akan menentukan pilihan pada pasangan cagub-cawagub Basuki Tjahaya Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.

Menyikapi kenyataan ini, Pengurus Wilayah Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffazh (JQH) NU DKI Jakarta mengadakan Halaqah demi menetralisir isu-isu SARA yang dimainkan di tengah masyarakat.

Ketua PW JQH, Ustadz Achmad Zarkasyi, menyatakan bahwa acara halaqah ini digelar dalam rangka memberikan pemahaman kepada para ustadz, kiai dan tokoh agama agar ikut memberikan pemahaman yang benar tentang agama.

"Agama tidak bisa diseret sedemikian jauh dalam gelanggang politik praktis, apa lagi menyebabkan keresahan di tengah umat," kata Achmad Zarkasyi, dalam acara Halaqah Pengurus Wilayah Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffazh (JQH) NU DKI Jakarta dengan tema: Menyikapi Isu SARA dalam Pilkada DKI Jakarta, di Diraja Hotel, Jakarta, Minggu (12/3/2017).

Acara halaqah tersebut diisi oleh dua nara sumber, yaitu KH. Taufik Damas (RelaNU) dan KH. Zuhri Yaqub, Wakil Rois Syuriah PWNU DKI Jakarta. Selain dua nara sumber tersebut, halaqah ini juga dihadiri oleh KH. Ahmad Zahari, Wakil Katib Syuriah PWNU DKI Jakarta yang memberikan kata sambutan.

Ustadz Zarkasyi mencontohkan spanduk-spanduk yang dipasang di berbagai wilayah dengan ancaman tidak akan mengurus jenazah muslim yang memilih pasangan nomor 2 dalam Pilkada Jakarta.

Menurut Ustadz Zarkasyi, ancaman semacam itu sudah tidak masuk akal. Hal itu menunjukkan kepanikan orang yang menyebarkannya. Dalam hukum Islam (fiqh), mengurus jenazah berhukum fardhu kifayah.

Semua orang akan berdosa jika tidak ada yang mau mengurus jenazah di sebuah lingkungan. Mengurus jenazah itu kewajiban orang yang hidup. Jahat sekali jika urusan jenazah dijadikan alat berpolitik demi merebut kekuasaan.

Ancaman tidak mengurus jenazah hanya karena pilihan calon gubernur dalam Pilkada merupakan sikap yang bertentangan dengan ajaran agama Islam.

“Para ustadz dan tokoh agama jangan mau dibohongi oleh oknum politisi yang sengaja mengeruhkan suasana dalam Pilkada Jakarta,” ujar Ustadz Zarkasyi.

Halaqah yang digelar di hotel Diraja, Jalan Tendean, Jakarta Selatan, dihadiri oleh puluhan ustadz dan tokoh agama yang merasakan adanya cara-cara tidak sehat (mempermainkan agama) dalam memenangkan calon tertentu di Pilkada DKI Jakarta.

Menurut mereka, gerakan massif dan sistematis tersebut sudah cukup mengganggu ketenangan masyarakat. Mereka juga menuntut pihak-pihak terkait untuk segera menindak tegas para pelaku penyebaran ancaman tersebut. Jika dibiarkan, kehidupan masyarakat akan terganggu dan akan merusak nilai-nilai persaudaraan umat.

"Politik seharusnya tetap menjaga etika dan kerukunan umat. Jangan menghalalkan segala cara hingga agama pun seperti dibajak sedemikian rupa hanya untuk menjegal pasangan calon tertentu dan memenangkan pasangan calon yang lain," ungkap Zarkasyi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved