Pilgub DKI Jakarta
Ahok Bicara Penggusuran
Ahok beranggapan normalisasi sungai di Jakarta memang mengharuskan untuk menertibkan permukiman liar yang berdiri di bantaran sungai.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok beranggapan normalisasi sungai di Jakarta memang mengharuskan untuk menertibkan permukiman liar yang berdiri di bantaran sungai.
Ahok tak berkenan disebut sebagai gubernur 'tukang gusur.'
Dia beralasan, penggusuran dilakukan untuk mengantisipasi banjir.
Baca: Korban Penggusuran: Dulu Sehari Bisa Rp 3 Juta, Sekarang untuk Makan Saja Syukur
Ahok mengklaim, hampir sebagian wilayah Jakarta tak tergenang banjir, meski fenomena La Nina tengah melanda Asia Tenggara.
Akibat dari La Nina adalah hujan turun lebih banyak di Samudera Pasifik sebelah barat Australia dan Indonesia.
"Lu berasa enggak sih, gua gubernur yang ngurangin titik banjir dua per tiga? Sekarang, gua tanya sama elu, elu merasa enggak? Sekarang seluruh kota Asia Tenggara, karena La Nina kena banjir," ujar Ahok di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (12/1/2017).
Sementara itu, ucap Ahok, Jakarta tak terlalu berdampak akibat La Nina.
Sebab, normalisasi sungai sudah sebagian dilakukan.
Baca: Agus: Jangan Pilih Pemimpin yang Bisanya Hanya Menggusur dan Menyakiti Hati Rakyat
Menurutnya, normalisasi sungai memang harus menertibkan permukiman yang berdiri di bantaran sungai.
"Jakarta yang selama ini, banjir, dua tahun enggak banjir. Itu akibat apa? Akibat kita normalisasi sungai. Orang bilang gusur, sekarang gua tanya, normalisasi sungai tanpa menghilangkan rumah-rumah yang menduduki trase sungai itu caranya gimana? Diapungin rumahnya," ucap Ahok.
Sebelumnya, calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono, beberapa kali menyinggung soal gubernur yang menyakiti hati rakyat saat kampanye di hadapan warga.
Pada kampanye di Kelurahan Bungur, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, Selasa (10/1/2017) sore, hal yang sama diungkapkan Agus.
"Jangan ada lagi rakyat yang digusur, setuju? Jangan pilih pemimpin yang sukanya gusur rakyat! Yang bisanya hanya menyakiti hati rakyat! Pemimpin harus dekat dan mencintai rakyatnya, setuju?" kata Agus saat orasi di atas panggung.
Saat Agus diwawancara wartawan seusai orasi, dia tidak mau menjelaskan siapa yang dia maksudkan dengan gubernur yang suka gusur dan menyakiti hati rakyatnya.
Agus justru melempar pernyataan singkat kepada wartawan yang bertanya.
"Ya simpulkan sendirilah anda, masa enggak ngerti," kata Agus.