Pilgub DKI Jakarta
Djarot Kesal Bawaslu Tak Berani Bertindak
Menurutnya tidak hanya pasangan Ahok-Djarot dilarang mengunjungi musala, tetapi juga pasangan lain di Pilkada DKI Jakarta.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku kesal dengan kinerja Badan Pengawas Pemilihan Umum DKI Jakarta. Djarot menilai kinerja Bawaslu tumpul, lantaran tidak berani memberikan sanksi kepada pasangan yang melanggar aturan kampanye.
"Bawaslu dan Panwaslu itu cuma ngawasi, enggak berani memberi tindakan dan sanksi. Saya juga ini geregetan lho," ujar Djarot di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/11) pagi.
Djarot mengaku gregetan dengan Bawaslu dan Panwaslu di DKI. Satu di antaranya, karena pernah dilarang lembaga pengawasan itu untuk melihat sebuah musala di Semper, Jakarta Utara.
Larangan tersebut membuat Djarot marah. Menurutnya tidak hanya pasangan Ahok-Djarot dilarang mengunjungi musala, tetapi juga pasangan lain di Pilkada DKI Jakarta.
"Kita mau begini dilarang, di Semper saya mau lihat sebuah musalah atas permintaan warga, eh mereka bilang enggak boleh. Jangan ke sana. Saya marah dong, emang saya mau kampanye, kan' lihat saja," kata Djarot.
Sebelumnya, saat blusukan ke Kelurahan Semper Timur, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Djarot sempat menghampiri sebuah musala. Panwaslu kemudian melarang Djarot masuk. Panwaslu mengira Djarot akan menyampaikan visi misinya di dalam mushola.
“Masa kalau aku mau salat enggak boleh?,” ujar Djarot kepada panwaslu yang mendampinginya di lokasi, Sabtu (19/11/2016) lalu.
Djarot kemudian mengimbau panwaslu juga proaktif melarang pengadang pasangan calon saat kampanye.
“Ini kan supaya fair, kalau begitu harusnya ada dong (pencegahan),” ujar Djarot.