Tewas Usai Ngopi
Ini yang Dilakukan Jessica dan Keluarganya 1 Hari Sebelum Sidang Vonis
"Saya mengobrol dengan dia, dia bilang berharap yang terbaik di sidang putusan kasusnya besok," kata Ika.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nasib Jessica Kumala Wongso segera ditentukan dalam sidang putusan kasus pembunuhan berencana Wayan Mirna Salihin dengan racun sianida di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (27/10) pagi.
Tak seperti tahanan biasanya jelang menghadapi vonis. Justru Jessica terlihat tenang dan memilih menghabiskan waktu berdoa di vihara Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, tempatnya ditahan.
Yang beda, ia mengajak keluarganya untuk berdoa bersama di vihara rutan saat dibesuk di rutan sehari jelang vonis.
"Yang beda, saya lihat belakangan dia lebih banyak dan jadi rajin berdoa di vihara rutan. Dan saat dibesuk sama keluarga dan pengacara, Jessica minta izin ke kami untuk berdoa bersama keluarga di vihara," kata Kepala Rutan Pondok Bambu, Ika Yusanti saat dihubungi Rabu (26/10).
Menurutnya, Jessica kerap memanfaatkan waktu yang diberikan oleh pihak rutan untuk beribadah pada pagi dan siang di vihara.
"Kalau Jessica beribadah di kamarnya atau tidak, saya kurang tahu. Tapi sepertinya tidak karena kondisi kamar kurang mendukung karena kapasitas kamarnya cuma 8 orang, tapi sudah diisi 15 orang," jelasnya.
Menurut Ika, Jessica secara fisik terlihat sehat. Namun, ia tak mengetahui tahanannya tersebut. Meski begitu, sejauh ini ia belum mendapatkan laporan dari anak buahnya perihal Jessica membuat keributan atau 'mengamuk' selama di rutan.
"Saya mengobrol dengan dia, dia bilang berharap yang terbaik di sidang putusan kasusnya besok," kata Ika.
Ika menambahkan, dirinya selaku pimpinan rutan memberikan perlakuan sama kepada semua warga binaan.
Yang membedakan, ada fasilitan ruang konseling terhadap warga binaan yang hendak menghadapi sidang putusan.
"Pasti manusiawi lah kalau orang menghadapi sidang putusan itu gelisah, bahkan sampai stress. Karena itu, kami memberikan pelayanan seperti agar dia berdoa dan juga ruang koseling. Dan sejauh ini Jessica tak memanfaatkan ruang konseling. Mungkin karena keluarga dan tim pengacaranya sering membesuk dan membantu Jessica jadi membuatnya merasa terbantu secara psikis," tukasnya.
Sebelumnya, Imelda Wongso seusai membesuk Jessica anaknya di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur menyebut bahwa suami Mirna, Arief Soemarko yang menjadi biang keladi perkara sianida di kafe Olivier. Menurut Imelda gara-gara Arief, dua keluarga menjadi susah saat ini.
"Jadi, suaminya itu bikin susah dua keluarga, satu keluarga Mirna dan satu lagi keluarga saya. Gara-gara dia dong," kata Imelda dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca.
Ia pun kemudian menyebut beberapa kesalahan Arief Soemarko. Pertama kata dia saat jumpa pertama kali dengan Mirna tanpa Hani.
Di pertemuan itu Arief yang membayar seluruh tagihan dan Jessica yang saat itu baru datang dari Australia tidak diperbolehkan untuk 'closed bill'. "Jadi, keburu suaminya yang bayar. Oleh karena itu, jessica bilang nanti giliran saya yang bayar yah di kafe itu, giliran saya yang traktir,"ujar Imelda.
Lalu, lanjut Imelda saat Mirna menenggak es kopi Vietnam di kafe Olivier, ada seorang dokter bernama Joshua yang sebenarnya sudah akan melakukan tindakan medis kepada Mirna.
Namun, mendadak sang suami Arief Soemarko melarangnya.
"Waktu di GI waktu dia masih pingsan, dibawa ke klinik dan dipegang oleh dokter Joshua, saat itu suaminya tidak kasih kesempatan dokter Joshua pegang dia. Coba kalau dokter Joshua kasih pegang dulu,"katanya.
Berikutnya saat Mirna hendak dibawa ke rumah sakit. Sang suami kata Imelda memilih membawa sang istri ke RS Abdi Waluyo dengan mobil pribadinya tidak menggunakan ambulans.
Padahal kata Imelda kalau saja Mirna dibawa dengan ambulans nyawanya masih tertolong. "Kalau ibu ingat-ingat, di ambulans ada peralatan komplit, ada infus, jadi orang dapat pertolongan pertama dulu di ambulans sehingga sampai rumah sakit orang sakit masih nafas," katanya.
Saat ditanyakan mengenai sosok Amir Papalia, Imelda mengaku tidak mengenal sosok pria yang mengaku sebagai wartawan tersebut. Hanya saja memang ia mengetahui bahwa Amir sempat mencari-cari dirinya.
"Amir itu sudah lama cari ibu. Nggak ketemu ibu, dia cari ke rumah Pak RT. Itu sudah lama. Jadi, pertama dia cari ibu nggak ketemu, dia cari Pak Paulus. Kalau Pak Amir saya nggak tahu,"ujarnya.
Terakhir, menjelang vonis Imelda berharap putrinya Jessica bisa diputus bebas oleh majelis hakim pengadilan negeri Jakarta Pusat. Ia yakin anaknya tidak membunuh Mirna.
"Saya selalu berdoa yang terbaik untuk Jessica. Jessica harus bebas, karena Jessica tidak bersalah,"ujarnya. (tribunnews/abdul qodir)