Senin, 29 September 2025

Pilgub DKI Jakarta

Habiburokhman Ungkap Kesehatan Jiwa Cagub Seharusnya Beda dengan Orang Biasa

ACTA berencana mengirimkan surat ke permohonan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, agar hasil test kesehatan cagub

Editor: Fajar Anjungroso
IST
Tiga pasangan Cagub-cawagub Pilkada DKI 

Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesehatan jiwa Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, patut dipertanyakan menurut Pembina Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) Habiburokhman.

Ia menyebut hal itu atas sejumlah kasus yang pernah dilakukan Ahok.

Dalam pertemuannya bersama wartawan di kantor ACTA, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (25/9/2016), ia mengatakan bahwa pada 2015 lalu Ahok pernah memarahi sorang warga bernama Yusri Isnaeni, hanya karena salah menggunakan Kartu Jakarta Pintar (KJP).

Selain itu Ahok juga pernah memarahi pegawainya sendiri di depan umum, serta pernah mengajak berekelahi seorang warga karena masalah tanah.

"Jadi kami tidak menganggap Ahok itu punya penyakit kejiwaan, tapi perlu dipertanyakan. Dan untuk seorang kepala daerah, kesehatan jiwa seseorang seharusnya berbeda dengan orang biasa, "ujar Habiburokhman.

Oleh karena itu ACTA berencana mengirimkan surat ke permohonan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, agar hasil test kesehatan para calon peserta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017, terasuk Ahok untuk dibuka.

Ia mengajukan hal itu berdasarkan Undang-Undang (UU) nomor 1 tahu 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Padahal Ahok adalah mantan kader Partai Gerindra. Pada Pilkada 2012 lalu Ahok diusung oleh Partai Gerindra untuk menjadi Calon Wakil Gubernur, mendampingi kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo.

Habiburokhman yang juga merupakan Kepala bidang Advokasi Dewan Pimpinan PPusat (DPP) Partai Gerindra, mengatakan pada 2012 lalu pihaknya belum menemukan keganjilan tersebut, sehingga tidak bisa membaca pada akhirnya Ahok akan melakukan hal-hal yang membuat kesehatan jiwanya patut dipertanyakan.

"Waktu itu (kami) belum lihat keanehan, belum lihat keganjilan," katanya.

Keganjilan Ahok menurutnya baru terlihat pada 2012 lalu beberapa bulan setelah pasangan Jokowi - Ahok menang Pilkada DKI Jakarta.

Saat itu adalah sejumlah anggota tim pemenangan Jokowi - Ahok yang menemui sang Wakil Gubernur, untuk melaporkan soal malpraktik, yang korbannya adalah keponakan salah seoranng anggota tim pemenangan.

"Eh malah dimaki-maki, kita kan bingung. Ini bukan soal bisnis atau soal apa, ini soal kemanusiaan, ada bayi jadi korban malpraktik," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan