Kamis, 2 Oktober 2025

Pilgub DKI Jakarta

Diprediksi Tak Ada Isu SARA, Calon Gubernur DKI Akan Saling Beradu Argumen dan Kecerdasan

"Figur-figur yang santun serta nuansa intelek, bukan sebangsa orang yang asal ngomong,"

Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Peneliti CSIS J Kristiadi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta akan berkompetisi memperebutkan pucuk pimpinan di Ibu Kota.

Pasangan pertama, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, diusung PDIP, Golkar, NasDem dan Hanura.

Kemudian Poros Cikeas Demokrat, PAN, PPP, dan PKB, mengusung Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

Terakhir koalisi Gerindra-PKS mengusung Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Ketiganya dinilai sosok yang tidak akan berbicara sembarangan apa lagi mengungkapkan ujaran kebencian yang bersifat SARA.

"Figur-figur yang santun serta nuansa intelek, bukan sebangsa orang yang asal ngomong," ujar J Kristiadi kepada Tribunnews.com, Minggu (25/9/2016).

Peneliti Senior Center for Strategic and International Studies (CSIS) tersebut memprediksi Pilkada DKI akan lebih beradu argumen dan adu kecerdasan.

Hal tersebut menurutnya penting untuk mengobati 'luka batin' masyarakat akibat ujaran kebencian yang bernuansa SARA.

Sehingga dia melihat, Pilkada akan lebih memberikan pendidikan kepada masyarakat.

Dari tiga pasangan calon yang ada saat ini belum bisa diprediksi siapa yang akan menduduki kursi DKI 1.

Menurutnya, hingga kini belum ada data empirik berdasarkan survey yang kredibel.

Meskipun dua pasang calon penantang petahana saat ini elektabilitasnya masih lebih rendah.

"Tetapi bila dilihat dari pengalaman politik serta tingkat ekaposurenya terhadap media, pasangan Anies-Sandiaga mempunyai potensi lebih besar dibandingkan dengan pasangan calon satunya," jelasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved