Gara-Gara Obat Penenang, Remaja Bacok Teman Sepermainan
Insiden itu mengakibatkan korban menderita luka sabetan golok di bagian pundak sebelah kanan.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Agay (20) menjadi korban pembacokan oleh teman bermainnya, Pasoy (20), di Jalan Lenteng Agung, pada Rabu (1/6) dinihari. Insiden itu mengakibatkan korban menderita luka sabetan golok di bagian pundak sebelah kanan.
Udin (39) mengatakan, sebelum peristiwa pembacokan terjadi, korban terlihat bersama pelaku sedang asik nongkrong dengan beberapa pemuda lainnya. Secara tiba-tiba, pelaku cekcok mulut dengan korban.
Mereka baku pukul, disaksikan beberapa teman-temannya yang masih duduk di bangku sekolah. Pelaku menghampiri korban dan membacok dari arah belakang korban.
Sebelum terjadi keributan, korban maupun pelaku, sempat menenggak obat yang biasa diberikan untuk orang penderita sakit gila.
"Hampir tiap malam itu anak selalu begadang dan nongkrong di sini. Mereka memang teman akrab, tetapi kalau sudah nongkrong suka berantem, tak lama akur lagi," tutur Udin, Rabu (1/6/2016).
Belakangan ini, kata Udin, dia sering mendapati pemuda warga sekitar mengkonsumsi berbagai obat penenang yang mudah dibeli di toko obat atau apotek.
Menurutnya, obat-obatan yang suka dikonsumsi anak- anak remaja itu sejenis obat penenang. Tak jarang pula para pemuda mengkonsumsi obat batuk saset secara berkebihan, antara tiga hinhga empat bungkus.
"Anak- anak ini biasa memakai obat reklona, yang katanya obat yang biasa untuk mengobati orang gila," kata dia.
Sementara itu, Indonesia Narcotics Watch (INW), prihatin atas peristiwa itu. Belakangan ini ada kecenderungan peralihan penggunaan obat penenang di kalangan remaja.
Direktur Eksekutif INW, Budi Tanjung menyarankan pentingnya peran orangtua dan Kementerian Kesehatan mengawasai dan membuat regulasi baru bagi apotek atau toko obat.
Di samping itu, Budi meminta agar Badan Narkotika Nasional (BNN) turun tangan langsung untuk melakukan upaya pencegahan sebelum keadaan tersebut semakin parah .
"Fenomena penggunaan obat-obatan yg termasuk dalam daftar G memang sudah lama, namun tetap menarik untuk dicermati. Obat-obat tersebut bisa dibeli di pinggiran jalan ibukota," kata dia.