Dar Der Dor! Dua Begal Asal Lampung Tewas Bersimbah Darah
Tapi dua pria kurus itu justru mencabut senjata api mereka, lalu menembak ke arah polisi yang mendekatinya.
TRIBUNNEWS.COM -- "Kami polisi, diam kalian disitu, jangan bergerak," sembilan pria berpakaian bebas mendekat ke dua orang lelaki berbadan kurus sambil memegang senjata api jenis revolver di Jalan TB Simatupang, Kampung Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Minggu (29/5/2016), pukul 10.00.
Tapi dua pria kurus itu justru mencabut senjata api mereka, lalu menembak ke arah polisi yang mendekatinya.
Suasana kacau. Sembilan polisi tadi kocar-kacir sambil membalas tembakan.
Sembilan polisi itu memanfaatkan apa saja di dekat mereka untuk menghindari tembakan.
Ada yang berjongkok sambil membalas tembakan. Ada yang bersembunyi di balik tiang dan lainnya.
Ini adu tembak dalam jarak dekat. Kurang dari 10 meter.
Dua lelaki yang jadi sasaran polisi roboh dalam beberapa tembakan. Entah di peluru ke berapa dan revolver siapa yang mengenainya.
Saat itu sudah dipastikan keduanya adalah begal sepeda motor yang baru bertransaksi dengan penadah.
Mereka baru saja menyerahkan sebuah sepeda motor ke penadah. Begitu penadah pergi, baru polisi mendekati dua orang.
"Sudah tak tahu berapa peluru yang dikeluarkan," ujar Kepala Unit V Subdit III Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Handik Zusen kepada wartawan, termasuk Wartakotalive.com di Polda Metro Jaya, Minggu (29/5) sore.
Sembilan polisi berpakaian bebas itu kemudian mendekat sambil menodongkan senjata, usai 2 pelaku roboh.
"Hati-hati," ujar Handik sambil mendekat bersama anak buahnya.
Saat sudah dekat, mereka menyingkirkan senjata api milik pelaku.
Ternyata jenis revolver rakitan dengan buatan yang rapih. Mengkilat dan berdagang kayu.
Dua pelaku tertembus peluru di bagian dada dan badan.
Sebelum baku tembak pagi itu, kata Handik, nyaris dari malam sembilan polisi ini begadang, termasuk dirinya.
Melacak dimana transaksi sepeda motor curian akan terjadi. Sebab dari informasi yang ada, tak ada titik jelas dimana transaksi akan terjadi.
Sembilan polisi ini menyebar di sekitar jalan TB Simatupang sampai akhirnya melihat dua lelaki mencurigakan yang membawa dua sepeda motor di depan PT Novartis Indonesia.
Dua lelaki yang tewas itu, yakni Fahri alias Ani (30) dan Risli (23). Lagi-lagi warga Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Lampung Selatan. Kelompok Lampung memang meresahkan.
Ini sudah kali ke sekian tim yang dipimpin Handik terpaksa kontak tembak dengan kelompok Lampung.
Senjata api milik kelompok Lampung memang momok.
Setelah itu, polisi memburu penadah itu dan menangkapnya. Dia adalah Nanang Supriyatna (38).
Nanang usai transaksi memang sengaja dilepas dulu oleh polisi sementara polisi meringkus dua pencuri itu.
Sejak awal sebenarnya Nanang sudah diketahui.
Saat menunggu dua tersangka yang tewas, Nanang berlagak sebagai pemancing di daerah itu.
Polisi sempat kecele. Tapi baru sadar setelah melihat Nanang mengambil motor, lalu pergi dengan pancingannya.
Rupanya Nanang hanya suruhan seorang penadah bernama Dudun yang tinggal di Ciawi, Bogor, Jawa Barat.
Dia dibayar Rp 300.000 per transaksi. Ini sudah kali ke-3 Nanang mengambil motor curian itu dari dua orang itu.
Lokasi transaksinya selalu disitu.
"Dia sudah 3 tahun melakukan itu. Sekarang kami sedang cari. Penadah utamanya itu.," kata Handik. (Theo Yonathan Simon Laturiuw)