Kamis, 2 Oktober 2025

Reklamasi Pantai Jakarta

'Sejak Proyek Reklamasi, Ikan-ikan di Sini Pada Kabur'

Dari atas perahunya, Marsan geram melihat tempat dia mencari nafkah sudah berubah menjadi pulau.

Editor: Hendra Gunawan
Teribunnews.com/Hendra Gunawan
Perahu nelayan di pantai utara Jakarta 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Mata Marsan (45), salah seorang nelayan di Teluk Jakarta berkaca-kaca saat melihat hasil tangkapan ikannya kurang dari 5 kilogram, Sabtu (9/4) pagi.

Dari atas perahunya, Marsan geram melihat tempat dia mencari nafkah sudah berubah menjadi pulau.

"Iya saya memang geram, sejak proyek reklamasi, ikan-ikan di sini pada kabur," kata Marsan sambil menyeka butir-butir bening yang meleleh di pipinya.

Sesekali matanya melihat pulau hasil reklamasi yang diatasnya sudah berdiri bangunan-bangunan setengah jadi.

'"Biasanya sebelum ada reklamasi, jam segini saya sudah dapat belasan kilogram ikan. Ini cuma tiga atau empat kilogram saja," katanya.

Menurut Marsan, pembangunan di Pulau G yang ada di hadapannya sudah berlangsung sejak 2015 lalu. Reklamasi di pulau itu dimulai dari pantai dekat Mal Pluit City.

Pembangunan pulau awalnya dengan mengukur di sekitar. Biasanya sebelum menimbun dengan pasir, para pekerja mengukur lebih dulu kemudian memasang pelampung kuning.

Setelah pengukuran, kontraktor menaruh jaring di sekitar area yang akan dijadikan pulau. Jaring itu untuk membatasi areal pulau dan laut lepas.

Satu per satu kapal reklamasi datang. Pasir pun disemprotkan hingga membentuk sebuah pulau sebagian.

"Mereka kerja 24 jam. Makanya jadinya cepat," kata Marsan.

Ada perbedaan reklamasi antara Pulau G dengan C dan D.

Menurut nelayan yang tiap hari melaut di sekitar pulau reklamasi, kapal reklamasi di Pulau C dan D lebih besar. Di Pulau C dan D, pasir di kapal tongkang disemprot air dari kapal lainnya.

Sedangkan di Pulau G, pasir langsung disemprotkan ke laut hingga membentuk sebuah daratan.

Marsan begitu juga nelayan lain berharap agar Presiden Jokowi mempertimbangkan kembali kelanjutan proyek reklamasi ini karena menurut dia, manfaatnya hanya untuk kepentingan orang kaya."Pak Jokowi harus menghentikan proyek ini. Biar orang seperti kami ini, orang kecil, nelayan kecil bisa tetap hidup," ujar Marsan.

Dihentikan
Pakar kelautan dari Institute Pertanian Bogor (IPB) Alan F Koropitan mengatakan, kasus tangkap tangan M Sanusi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan keributan tentang reklamasi adalah momen yang tepat untuk menghentikan reklamasi di Teluk Jakarta dan memperbaiki tata kelola pesisir dan laut.

"Saya berharap Presiden Jokowi mau mengambil sikap," katanya seperti dikutip Kompas.com. (bas/kompas.com)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved