Kecoa Pun Bebas Hilir Mudik dan Berterbangan di Gedung Bareskrim
Awalnya gedung Bareskrim dirancang untuk menampung 350 penyidik.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gedung Bareskrim Polri yang bercat warna kuning gading merupakan gedung tua yang ada di lingkungan Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan.
Sebenarnya di lingkungan Bareskrim, ada dua gedung yang usianya sangat tua yakni gedung Bareskrim dan gedung rupatama tempat Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti dan pejabat utama lainnya berkantor.
Namun rupatama sempat terbakar dan direnovasi.
Sementara gedung Bareskrim, sejak pertama dibangun tahun 1954 hingga tahun 2016 ini sama sekali belum pernah direnovasi.
Awalnya gedung Bareskrim dirancang untuk menampung 350 penyidik.
Kini jumlah penyidik yang berkantor di Bareskrim sudah mencapai ribuan.
Sehingga jika tidak segera direnovasi, dikhawatirkan gedung akan runtuh dan membahayakan seluruh anggota yang berkantor disana.
Ide renovasi gedung Bareskrim dilontarkan oleh mantan Kabareskrim Komjen Budi Waseso.
Namun hingga kini Bareskrim dipimpin oleh Komjen Anang Iskandar renovasi belum juga dilakukan.
Sesuai rencana awal, jika tidak ada perubahan rencananya Bareskrim akan dipindah ke gedung bekas Dinas Pekerjaan Umum (Dinas PU) DKI Jakarta di Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Semasa kepemimpinan Budi Waseso, gedung yang berusia 62 tahun ini diakuinya menyalahi aturan yang ada.
Pasalnya sesuai konstruksi gedung dibangun untuk tiga lantai namun kini ditambah menjadi empat lantai.
Pantauan Tribunnews.com, dari depan utamanya lobi utama memang gedung Bareskrim tampak bersih dan kokoh.
Sebelum masuk ke dalam, di sebelah kanan ada pintu penjagaan dimana setiap tamu harus melapor ke petugas piket.
Sementara itu di sebelah kiri ada ruang Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu, tempat setiap warga bisa membuat laporan polisi ke Bareskrim untuk diusut.
Kemudian masuk ke bagian dalam, gedung empat lantai ini terlihat kumuh dan sangat tua.
Di bagian lorong-lorong serta selasarnya sama sekali tidak dilengkapi dengan pendingin ruangan.
Meski hanya empat lantai, tapi gedung ini juga dilengkapi dengan fasilitas lift.
Tapi banyak penyidik yang lebih memilih menggunakan tangga dibandingkan lift.
Namun jika melalui tangga, harus ekstra hati-hati karena di beberapa lantai anak tangga ada ubin yang sudah retak dan bolong.
Menengok ke sebuah ruangan di salah satu Subdit yang ada di Bareskrim, utamanya di ruang tunggu. Terlihat kesan kumuh dan jorok.
Lagi-lagi ruang tunggu sepertinya tidak terawat, sofa yang disediakan sudah kusam dan reot.
Tidak ada pendingin ruangan maupun jendela sehingga terasa pengap.
Dinding-dindingnya pun tampak kusam, beberapa bagian plafon jebol dan berwarna coklat karena bocor.
Selain itu, instalasi kabel juga semrawut berseliweran.
Tidak hanya itu, terkadang kecoa pun bebas hilir mudik dan berterbangan dimana-mana.
Di bagian sudut ruangan, tampak pula tumpukan berkas yang tidak tersusun rapih.
Jadi siapa yang betah berlama-lama menunggu di gedung Bareskrim?
Para saksi maupun tamu pun banyak yang memilih duduk-duduk di lobi Bareskrim dibanding harus menunggu lama di ruang tunggu.