Kamis, 2 Oktober 2025

Tewasnya Akseyna Jadi Tabungan Kasus Polda Metro Jaya

Sampai penghujung tahun 2015, aparat Polda Metro Jaya belum mampu mengungkap peristiwa penemuan jasad mahasiswa Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Do

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sampai penghujung tahun 2015, aparat Polda Metro Jaya belum mampu mengungkap peristiwa penemuan jasad mahasiswa Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori (18).

Akseyna ditemukan tewas mengambang di Danau Kenanga, samping Gedung Rektorat Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis (26/3/2015).

Polisi masih mencari jawaban misteri kematiannya.

Tim penyelam Brimob Polda Metro Jaya dan TNI AL telah menyusuri dasar danau.

Mereka mencari alat bukti tewasnya mahasiswa Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UI Angkatan 2013 itu.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Krishna Murti, mengaku kesulitan mengungkap kasus Akseyna karena tidak menangani dari awal.

"Kenapa susah, saya tidak involve (terlibat,-red) sejak awal. Ini saya harus mengulangi semuanya," kata dia ditemui di Mapolda Metro Jaya, Rabu (30/12/2015).

Awalnya, polisi menduga Ace bunuh diri.

Hal ini merujuk selembar surat, yang disampaikan teman kuliah tertempel di dinding kamar kost Ace.

Tertulis dalam surat tersebut 'Will not return for please don't search for existence, my apologies for everything eternally'.

Indikasi lain merosot nilai akademis Ace yang pernah menjadi peringkat ketiga bidang biologi, Olimpiade Sains Nasional 2012 di Jakarta.

Selain itu, ada yang menyebut Ace kecewa karena dirinya tak dimasukkan ke tim Olimpiade Sains tingkat nasional.

Belakangan, Polda Metro Jaya mengambil alih penyelidikan kasus kematian Ace.
Penyidik meyakini dia dibunuh setelah melihat adanya luka lebam di tubuh korban akibat hantaman benda tumpul.

Selain itu, ada sobekan di belakang sepatu Ace yang diduga rusak karena pelaku menyeretnya ke Danau Kenanga.

"Penemuan mayat dalam kardus dan pembunuhan ibu dan anak di Cakung lebih sulit. Kami bersinergi maka bisa terungkap. Menangani kasus harus fokus semua hal. Semua tidak ditangani secara betul jadi sulit," kata dia.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved