Kamis, 2 Oktober 2025

Polri Akui Kecolongan soal Maraknya Polisi Bunuh Diri

Polri mengaku kecolongan terkait maraknya kasus anggota polisi yang bunuh diri dengan menembakkan pistolnya sendiri

Editor: Sanusi
Warta Kota/Banu Adikara
Suasana pemakaman Kanit Lantas Polsek Cipondoh, Inspektur Satu Budi Riono. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri mengaku kecolongan terkait maraknya kasus anggota polisi yang bunuh diri dengan menembakkan pistolnya sendiri ke kepala mereka.

"Sejak perekrutan sudah ada tes psikologi, berbagai antisipasi termasuk penanaman nilai keagamaan sudah dilakukan. Semuanya sudah disaring masih saja kecolongan. Kalau ada saran silakan disampaikan, agar anggota kami tidak memilih jalan pintas," tutur Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Anton Charliyan, di Mabes Polri, Senin (2/11/2015).

Seperti diketahui, berdasarkan catatan Indonesia Corruption Watch (ICW) sepanjang 10 bulan pada 2015 sudah terjadi enam kasus polisi bunuh diri. Dua di antaranya bunuh diri di rumah pacarnya di Jakarta.

Teranyar, Kanit Lantas Polsek Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, Iptu Budi Riyono, bunuh diri di rumah teman wanitanya berinisial H di Perumahan, Griya Kenangan, Cipondoh, 31 Oktober 2015.

"Ke depan diharapkan pimpinan lebih terbuka ke anak buahnya. Silahkan dibuat jam khusus, pimpinan kumpulkan semua anak buah, disitu sampaikan uneg-uneg, termasuk untuk senjata api kami akan perketat peminjaman dan penyimpanannya," tambah Anton.

Sebelumnya Ketua Presidium IPW Neta S Pane menyoroti kasus ini. Menurutnya Kapolri Jenderal Badrodin Haiti tak bisa tinggal diam melihat fenomena polisi bunuh diri yang marak terjadi belakangan ini.

Sebab, ini jelas persoalan serius. Sebagai pemimpin tertinggi di Polri, sudah sepatunya Kapolri mengambil langkah kongkret guna mengatasi persoalan serius ini.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved