Kamis, 2 Oktober 2025

Kisah Bapak-Anak Perampok, 'Anak Saya Nganggur, Jadi Saya Ajak Dia Merampok Juga'

Namun, petualangan Bejo (49) dan Sandi (26) telah berakhir, saat timah panas menembus betis mereka.

Editor: Hendra Gunawan
info
ILUSTRASI 

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI -- Tak memiliki pekerjaan, bapak dan anak di Kota Bekasi nekat menjadi perampok nasabah bank.

Namun, petualangan Bejo (49) dan Sandi (26) telah berakhir, saat timah panas menembus betis mereka.

Selain menangkap keduanya, polisi juga menahan satu rekannya lagi bernama Deden (28), yang turut serta dalam aksi perampokan tersebut.

Kepada wartawan di Mapolresta Bekasi Kota, Senin (21/9/2015) siang, Bejo mengaku, dia telah beraksi sebanyak 13 kali di wilayah Jakarta dan Kota Bekasi.

Terakhir, mereka menggasak uang tunai Rp 69 juta milik nasabah bank di Jalan Ujung Aspal Kelurahan Jatiwarna, Kecamatan Pondokmelati, Kota Bekasi pada 5, Februari lalu.

Uang hasil kejahatan itu, biasanya digunakan untuk membiayai kehidupan dan berfoya-foya.

"Anak saya nganggur, jadi saya ajak dia merampok juga," kata Bejo.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Bekasi Kota, Komisaris Ujang Rohanda mengatakan, ketiganya ditangkap saat bersembunyi di rumah kontrakan di daerah Desa Pasir Angin, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Minggu (20/9/2015) malam.

Informasi tempat persembunyian pelaku, kata Ujang, berdasarkan hasil olah TKP dan interogasi saksi serta korban perampokan.

Saat tim Buru Sergap mau menangkap ketiganya yang tengah tertidur, mendadak Bejo dan Sandi berusaha melarikan diri.

Dengan cepat Bejo memanjat pagar setinggi dua meter wilik warga sekitar.

Nahas, saat meloncat kaki kanannya patah, tapi bukannya menyerah, Bejo tetap berusaha melarikan diri.

Tanpa pikir panjang, polisi lalu melumpuhkan betis kanannya dengan timah panas.

Hal serupa juga dilakukan oleh Sandi, anak Bejo.

Meski telah diberi tembakan peringatan ke udara, Sandi tetap berusaha melarikan diri.

Akhirnya, polisi juga menembak betis kanannya hingga tersungkur.

"Untuk tersangka satunya lagi Deden, dia langsung menyerah saat polisi menggerebeknya," kata Ujang.

Ujang menyatakan, kelompok perampok ini adalah spesialis nasabah bank.

Sebelum melancarkan aksinya, mereka berbagi peran, Bejo mengintai nasabah yang menarik uang dalam jumlah banyak.

Sementara Sandi dan Deden yang menunggu informasi Bejo dari luar, langsung menancapkan paku di ban mobil korban.

Di tengah jalan, saat ban mobil korban kempis mereka memberitahu insiden itu. Ketika korban menepikan kendaraannya untuk mengganti ban serep, secara diam-diam mereka menggasak uang korban yang tersimpan di mobil.

Bahkan bila pintu mobilnya terkunci, mereka nekat memecahkan kacanya menggunakan sebilah golok.

"Pelaku juga tak segan melukai korbannya bila aksi mereka kepergok," jelas Ujang.

Ujang mengatakan, berdasarkan penyidikan mereka pernah menggasak uang nasabah bank sebanyak Rp 100 juta dan Rp 69 juta.

Hasil uang kejahatan, kata Ujang, digunakan untuk bermain berfoya-foya. (Fitriandi Al Fajri)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved