Ahok Sebut Jakarta Perlu Penembak Jitu, Ini Jawaban Polda Metro
Menurut mantan Kabid Humas Polda Jawa Barat itu dalam penempatan para penembak jitu, pihaknya tidak bisa sembarangan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya melakukan kajian terhadap rencana Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menggunakan penembak jitu atau sniper untuk mengatasi tingginya angka kriminalitas di Jakarta.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Martinus Sitompul akan melihat yang disampaikan Gubernur DKI Jakarta dalam kaitan apa. Sebab, pihaknya mempunyai mekanisme sendiri-sendiri menempatkan para sniper itu.
“Kalau, kita paham sniper itu digunakan untuk melakukan pencegahan kejahatan bagi VVIP. Kemudian, penggunaannya itu juga dilakukan berdasarkan bukti-bukti yang cukup apakah cukup membahayakan atau tidak,” tuturnya di Jakarta, Kamis (29/1/2015).
Menurut mantan Kabid Humas Polda Jawa Barat itu dalam penempatan para penembak jitu, pihaknya tidak bisa sembarangan. “Kita tidak sembarangan menempatkan sniper. Kita lebih banyak melakukan upaya preventif dan pencegahan,” jelasnya.
Wacana penempatan penembak jitu itu dikarenakan ibu kota negara itu dinilai sebagai kota paling tidak aman di dunia. Ini didasarkan pada survei yang dilakukan Economist Intelligence Unit (EIU).
Indikator penilaian, yaitu keamanan warga, keamanan infrastruktur dan digital, hingga jaminan kesehatan. Turut diperhatikan angka kejahatan, jumlah warga meninggal akibat kematian tak wajar, serta kemampuan teknologi informasi pemerintah memantau aktivitas kejahatan.
Menurut Martin, kejahatan itu distimulus oleh adanya niat dan kesempatan yang diberikan terhadap para pelaku. Untuk mengantisipasi ini, maka dia menilai diperlukan pengendalian kesempatan supaya tidak bertemu niat seseorang untuk melakukan kejahatan.
“Sehingga tidak bertemu antara niat dan kesempatan supaya tidak terjadi kejahatan,” tambahnya.