BBM Bersubsidi
Harga BBM Turun, Angkutan Umum Tidak Mau Turunkan Tarif
Banyak penumpang yang mengira tarif angkutan umum akan diturunkan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Turunnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium yang semula seharga Rp 8500 menjadi Rp 7600 per liter tidak memberikan dampak apapun pada tarif angkutan umum perkotaan (angkot).
Pantauan Wartakotalive.com, Minggu (4/1) di depan Stasiun Jakarta Kota, Jakarta Barat, yakni tempat mangkalnya angkot berbagai jurusan, tidak menunjukkan adanya penurunan tarif.
Juhri (37), sopir angkot M39 jurusan Pademangan - Manggadua mengatakan, "Enggaklah mbak, enggak turun tarifnya, kan bensin turunnya juga cuma sedikit."
Ia berdalih, organda juga tidak mengatakan akan ada penurunan tarif. Karenanya, di kalangan para sopir angkot, tidak ada wacana bahwa tarif akan menyesuaikan penurunan BBM.
Hal sama dikemukakan oleh Agus (50) yang mengemudikan mikrolet M08 jurusan Tanah Abang - Jakarta Kota, sopir angkot ini mengatakan tidak akan menurunkan tarif karena tarif tersebut dirasa sudah pas.
"Kalau tarif angkotnya turun ya nggak mungkin, jadi sebaiknya penumpang menyesuaikan saja, lagian (BBM) juga turunnya cuma Rp 900, nanggung kalo mau diturunin tarifnya," katanya.
Meski begitu, Agus menyebutkan, sejak resmi diberlakukannya harga baru BBM, yakni Rp 7600, memang banyak penumpang yang mengira tarif angkutan umum akan diturunkan.
"Banyak juga penumpang yang ngasihnya masih tarif lama gara-gara BBM turun, kalau kayak gitu ya kita panggil, karena tarifnya kan ngga berubah," lanjutnya.
Hal sama dikemukakan oleh Nilam (52), pengemudi angkot jurusan Tanah Abang - Kebayoran Lama. Ia mengaku mengikuti pengemudi lain yang tidak menurunkan tarif.
Tarif angkot yang berlaku di Jakarta sendiri, untuk jarak dekat adalah Rp 4.000, sementara, untuk jarak jauh bisa mencapai Rp 6.000. (Agustin Setyo Wardani)