Senin, 6 Oktober 2025

Ahok Gubernur DKI

Ahok Rogoh Kocek Rp 50 Juta Nonton Bareng Film Korupsi

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengajak pejabat Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) serta jajarannya untuk menonton film

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
net
Pendeta Marvel Kawatu menuai kebanggaan warga Manado, karena Pendeta Marvel pendeta yang mengambil sumpah Ahok di atas Alkitab ternyata asal Manado. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengajak pejabat Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) serta jajarannya untuk menonton film berjudul 'Sebelum Pagi Terulang Kembali' di Epicentrum XXI, Kamis (20/11/2014) malam.

Film yang mengisahkan tentang kongkalingkong proyek pembuatan pelabuhan tersebut memiliki pesan moral bagi masyarakat.

Pria yang akrab disapa Ahok tersebut tidak merasa rugi harus mengeluarkan anggaran kurang lebih Rp 50 juta untuk membiayai para bawahannya nonton film tersebut di bioskop.

"Kita ada uang oprasional bisa dipakai apa saja kecuali masukkan ke bank pakai rekening pribadi, itu nggak boleh," ucap Ahok di Balai Kota, Jumat (21/11/2014).

Dikatakannya sejumlah uang tersebut tidak ada artinya yang penting nurani orang tergerak untuk mengucapkan kata yang sama terhadap korupsi.

"Nggak berarti uang segitu yang penting nurani semua orang ada satu bahasa yang sama, kayak lagu sama, olah raga sama, nah kemudian hati nurani. Hati nurani semua orang mau ras apa, etnis apa, pasti sama," ungkapnya.

Film yang menceritakan permainan pengusaha dengan oknum PNS dan DPR tersebut dianggap Ahok menunjukan bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serius dalam memberantas korupsi serta mencegahnya.

"Kita mau tunjukkan film ini, menunjukkan KPK sangat serius, preventif, juga serius lakukan penindakan. Jadi jangan anggap remeh nyolong uang, kirim uang semua diintai KPK," katanya.

Ditegaskan dia, sebetulnya gerak gerik PNS yang bermain diketahui mulai dari menyetor uang di mana dan bertransaksi di mana.

"Tapi kalau dulu kita ampuni kita rekonsiliasai. Kedepan kita sikat. KPK tahu kok uang anda berapa, gaya hidup anda kita tahu, kita tahu PNS yang setiap minggu ke luar negeri. Anda yang istrinya pakai handphone atau tas apa kita tahu. Jadi kita ini cukup tajam sebenarnya, tinggal mau nggak kita rekonsiliasi. Kalau dua tahun ini oke saya preventif untuk pencegahan, tapi kalau ke depan masih main kita sikat," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved