Jembatan Gedung Perpustakaan Ambruk Saat Coran Masih Basah
Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Pemerintah Provisi DKI Jakarta Agus Suradika menyesalkan kejadian tersebut.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belum diketahui penyebab robohnya jembatan yang sedang dibangun untuk menghubungkan bangunan Gedung Perpustakaan dan Arsip Pemprov DKI Jakarta di TIM Jakarta.
Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Pemerintah Provisi DKI Jakarta Agus Suradika menyesalkan kejadian tersebut.
Dikatakannya pengecoran jembatan berukuran 8 x 12 meter dengan tinggi 9 meter tersebut dilakukan Kamis (30/10/2014) pukul 22.00 WIB dan roboh sekitar pukul 06.00 WIB, Jumat (31/10/2014).
"Mengenai aspek apa yang menyebabkan bangunan tersebut runtuh kami belum tahu dan itu bukan kewenangan kami saat ini untuk menjelaskan karena harus ada penelusuran lebih lanjut," ungkap Agus di Gedung Perpustakaan Pemprov DKI Jakarta Komplek Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat.
Dikatakannya pembangunan gedung baru perpustakaan tersebut baru dalam tahap konstruksi. Rencananya bangunan yang bersebelahan dengan gedung Perpustakaan Daerah DKI Jakarta tersebut akan dibangun delapan lantai dan tahap perencanaan sudah dilakukan sejak 2011 yang dilakukan PT Citra Murni Semesta.
Kemudian pada Juni 2014 dilakukan lelang dan mulai pembangunan September 2014 yang dilakukan PT Sartoni Agung dengan pengawas pembangunaunan dari PT Cita Rancang Mandiri.
"Tahap konstruksi ini direncanakan selesai pada 15 Desember 2014," ungkapnya.
Keterangan yang dihimpun Tribunnews.com, jembatan penghubung bangunan tersebut rubuh saat pengecoran belum dilakukan seluruhnya. Hanya tinggal satu molen lagi pengecoran selesai dan menunggu pengerasan. Tetapi proses pengecoran terhenti sampai akhirnya bangunan yang dalam proses pengerjaan tersebut rubuh dimana saat kejadian ada sembilan pekerjanya sedang berdiri di atas jembatan.
Terpantau satu tiang jembatan tersebut patah sementara satu tiang beton lagi miring. Di antara tiang-tiang tersebut tampak reruntuhan beton dan besi-besi bangunan. Hal tersebut mengakibatkan sulitnya melakukan evakuasi terhadap korban-korban yang tertimpa puing reruntuhan.