Pemilu 2014
Simulasi di Depan KPU Berlangsung, Arus Lalin Buka Tutup
Polda Metro Jaya hari ini, Selasa (11/2/2014) melakukan simulasi pengamanan Pemilu di Kantor KPU, Jl Imam Bonjol
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polda Metro Jaya hari ini, Selasa (11/2/2014) melakukan simulasi pengamanan Pemilu di Kantor KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto mengatakan skenario yang dilakukan yakni rekapitulasi penghitungan suara hasil Pemilu.
Simulasi masih berlangsung sesuai dengan skenario yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam simulasi kali ini tidak ada penutupan lalu lintas di Jalan Imam Bonjol, di kedua arah. Lalu lintas hanya sedikit tersendat dari Jalan Dipenogoro arah ke Bundaran HI.
Dan pihak Polantas juga tampak mengatur arus lalin serta kadang kala menerapkan sistem buka tutup jalan.
"Kemarin sudah dilakukan latihan terakhir di KPU, dan saat latihan arus lalin masih berjalan normal. Hanya mungkin tersendat karena parkir di pinggir jalan dari mobil anggota itu pun pastinya parkir ditertibkan," terang Rikwanto.
Sehingga dengan adanya latihan kemarin, Rikwanto memastikan pagi ini tidak ada pengalihan arus di depan KPU melainkan yang ada hanyalah pengaturan arus lalulintas petugas Lantas di lapangan.
"Simulasi hari ini dilakukan di dalam, tidak diluar seperti bawaslu. Ada beberapa simulasi diluar seperti saat massa mendatangi KPU dan bergerombol, tapi itu diatur," kata Rikwanto.
Diutarakan Rikwanto, skenario simulasi ini dilakukan saat KPU usai menggelar sidang pleno dan membacakan hasil pleno berupa hasil penghitungan suara."Saat itu diskenariokan ada pihak-pihak yang tidak puas," katanya.
Skenario dimulai saat pembacaan surat hasil pengitungan suara secara nasional. "Nanti disitu, surat akan dibacakan komisioner KPU," ungkap Rikwanto.
Selain petugas KPU, prosesi pembacaan hasil hitungan suara juga dihadiri perwakilan partai politik. Sembari dibacakan, hasil hitungan suara akan ditayangkan melalui layar lebar atau monitor di halaman KPU.
"Kemudian, setelah pembacaan hitungan suara selesai dibacakan ada beberapa pihak yang tidak puas dan protes. Mereka protes mulai dari mengeluarkan kata-kata kasar, melempar dengan benda di sekitar, sampai berusaha menyerang petugas dan komisioner KPU ke ruang sidang pleno," tandas Rikwanto.
Saat situasi memanas, anggota kepolisian berusaha membuat suasana tetap kondusif. "Jika tidak bisa, akan diambil tindakan tegas. Yakni, mengamankan komisioner dan petugas KPU. Mereka kami bawa dan amankan ke safe room atau ruang aman," katanya.
Setelah itu, kata Rikwanto, polisi mengamankan para pembuat rusuh. "Yang akan diambil orang yang memprovokasi lalu dibawa dengan mobil ke Polda Metro Jaya," ujarnya.
Jika situasi kondusif, kata Rikwanto, barulah petugas KPU dikeluarkan. Dan sidang pembacaan hasil Pemilu dilanjutkan kembali.
Selama simulasi ini, tambahnya piha kepolisian tidak menggunakan water canon dan Baracuda seperti saat simulasi di Bawaslu. Tapi dalam pengamanan sesungguhnya nanti, water canon dan baracuda tetap disiagakan.